Setidaknya kedua orangtuanya masih berusaha meluangkan waktu mereka untuk kembali pulang ke rumah atau jika dia sakit mereka masih menyempatkan untuk melihat keadaannya dan
merawatnya hingga sembuh, itu saja dia sudah bersyukur.
Sepasang tangan mungil melingkar di leher jenjang Adara, dia tau siapa pemiliknya, Melvi.
"Kakak jangan sedih gitu dong, Melvi sama yang lainnya kan masih ada untuk kakak. Kalo kakak sedih Melvi juga ikutan sedih loh nantinya, mau?" Ujar Melvi berusaha membujuk kakaknya itu.
Adara menggeleng dan tertawa pelan, "Kakak gak mau kesayangannya kakak ini sedih. Kakak gak sedih lagi kok," ujarnya.
Melvi menerbitkan senyum cerahnya,b"Nah gitu dong, ini baru kakaknya Melvi!"bSerunya lalu melepaskan pelukannyabpada Adara. "Melvi pergi main ya kalo gitu, dadah kakak!"
Selepas kepergian Melvi yang katanya mau main entah kemana, Aldi, Dina dan Lauya mendekati Adara dan duduk mengelilingi gadis itu.