"Tiza gak mudah kenal sama orang baru, jadi maklumin aja, bang." Aldrich mengangguk mengerti, memaklumi adiknya itu.
Tiza masih menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ares, masih merasa takut dengan sosok pria yang tak jauh darinya. Pasalnya, saat dia bangun tidur, bukannya yang dia lihat adalah Adara, dia malah dikejutkan oleh pria dengan senyum yang
menurutnya sangat menyeramkan.
"Bang, kak Dara mana?" Tanya Tiza saat baru menyadari bahwa kakaknya itu tak ada. Apa dia pulang? Mengapa tak memberitahunya?
Deg!
Ares mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar adiknya itu, tak ada tanda-tanda keberadaan Adara di sana. Dia lantas keluar dari kamar dan menuju dapur tetapi nihil, tak ada sosok Adara disana.
"Bas," panggil Aldrich Dan menyodorkan sebuah kertas kecil padanya.
Res, Gua pulang duluan sama Melvi, sorry gak ngabarin elo, gua ada urusan mendadak. Kalo Tiza bangun, tolong bilangin sama dia kalo gue minta maaf pulang duluan gak bilang-bilang ke dia. Adara.