Chapter 129 - Sakit

"Tapi sekarang kita punya kak Dara, jadi enggak kesepian lagi. Kakak janji ya, jangan pernah tinggalin Tiza atau Abang?" Gadis kecil itu mengulurkan jari kelingkingnya, meminta janji pada Adara.

Satu kecupan ringan mendarat di pipi chubby Tiza, Adara menautkan jari kelingkingnya pada jari Tiza, "Kakak enggak bisa janji, tapi kakak usahakan."

Karena takdir enggak ada yang tau kan? Sekarang Adara paham. Dia mengerti mengapa salah seorang sahabat abangnya itu memiliki sikap dan sifat demikian.

Adara harus lebih bersyukur dengan apa yang dia miliki sekarang, masih mendapat perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya, keluarga serta orang lain.

"Liat Melvi yuk, kayaknya dia udah bangun deh dari tadi," ajak Adara sambil menggendong Tiza di punggungnya.

Dia menuruni tangga tetapi tidak juga mendapati keberadaan Ares, tidak peduli dengan cowok itu, Melvi lebih menyita perhatiannya saat dia dan Tiza memasuki kamar tempat Melvi tidur.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS