Adara menatap langit-langit kamarnya, pikirannya berkelana kemana-mana. Mulai dari masalah kakaknya Lauya, perusahaan dan kafe yang dia kelola.
Brakk...
"Dara!!"
"Allahuakbar! Santai kak santai, lu mau gue kena serangan jantung hah?!" Omel Adara saat Dina dan Lauya mengagetkannya karena mendobrak pintu
kamar.
"Ehehe.. lo ada waktu gak?" Tanya Dina sembari menampilkan wajah manisnya yang dibuat-buat.
"Jangan gitu kak! Muka ko gak cocok diimut imutin kek gitu, yang ada jatuhnya kek muka sundel bolong."
Pluk!
"Heh, berdosa banget kamu ya!" Dina melemparkan satu bantal tepat di wajah Adara.
"Enggak berdosa, cuman dapat pahala karena buat kak Lau ketawa," balas Adara sambil ber tos ria dengan Lauya yang masih tertawa.
"To the point aja, sebenernya pada mau kemana?" Tanya Adara yang sudah mengetahui gelagat dari dua orang di hadapannya.