"Binyik tigis dik, jidi jiring jingikin kimi disini! Elleh bulshit tuh alesan! Dah basi!"
"Enggak bohong dek! Abang berani sumpah!" Aldi memajukan kepalanya hendak berbisik pada Adara, "Sekalian jemput kamu buat sekolah di Indonesia, Moma kangen banget sama kamu!"
Seketika wajah Adara terlihat kaget. "Gak bohong kan, Bang? Masih sayang nyawa kan lu?!" Todong Adara.
"Iya, kalo gak percaya tanya aja tuh si Dina!" Aldi menunjuk dengan dagunya seorang gadis yang tengah berpelukan dengan Lauya tepat di belakang Adara.
"Oh my God! Kak Dina!!" Ucap Adara kemudian memeluk salah satu spesies manusia maha benar dimuka bumi itu.
"Ya elah dek, selo kali kalo mau meluk gue!" Bukannya melepas pelukannya, Dina malah semakin mempererat pelukannya pada Adara.
"Lu makin pendek atau gua makin tinggi sih? Kok perasaan lo gak tumbuh-tumbuh ya dari dua tahun lalu?" Ejek Dina sambil puas menertawakan tinggi badan sepupunya itu.