Altar dipindahkan ke ruang rawat inap. Ruangan yang dingin, membuat bulu kuduk Vaya merinding. Vaya menatap lelaki yang sedang memejamkan kedua bola mata yang tertutup kelopak kata dengan sempurna itu dalam.
Bibir yang tadi merah sexy itu seakan seperti bunglon yang berubah warna. Putih pucat.
Lengan Altar terdapat 2 infus. Infus obat dan darah serta hidung yang diberikan alat bantuan napas dan telapak tangan diperban rapih.
Tes. Air mata Vaya keluar tanpa izin. Ia menggenggam tangan Altar penuh harap untuk meminta lelaki itu bangun dari pingsannya. Sesekali ia mencium punggung tangan Altar sambil menjatuhkan air matanya.
Sakit sekali melihat Altar yang hancur seperti ini. Mending Altar yang sering melakukan hal kasar kepadanya dibanding ia berbaring tak berdaya.
Suara EKG itu sangat nyaring dikamar rawat inap Altar. Bunyi demi bunyi, memenuhi sampai sudut ruangan ini. Jam dinding ikut berdetak, layaknya jantung sedang memompa darah.