"Zayn harus ikut nih," ucap Ghatan.
"Iya. Kita samperin di rumahnya ya, Fi." Devan mendorong kursi kemudi Rafi.
"Iya, Fi. Kasihan tuh anak pasti nggak pernah jalan-jalan." Ghatan juga melakukan seperti yang dilakukan Devan.
Rafi menoleh ke arah Ghatan dan Devan duduk. Ya, kedua cowok itu duduk di belakang. Sementara Rafi duduk sendirian di depan. Berasa supir deh.
"Kalian tau rumahnya dimana?" tanya Rafi berusaha sabar.
Keduanya menggeleng. Ia juga, mereka kan belum pernah ke rumah Zayn. Zayn juga tak pernah memberitahu dimana alamat rumahnya.
Ghatan dan Devan akhirnya diam. Suasana di dalam mobil Rafi menjadi hening. Ghatan menatap ke luar jendela sambil memakan permen kakinya.
Tiba-tiba Ghatan menyuruh Rafi untuk berhenti saat berada di depan gerbang rumah mewah.
"Itu Zayn kan?" tanya Ghatan tak percaya.
"Woh iya loh. Ngapain tuh bocah?" Devan tampak terheran-heran.
"Lagi nyiramin tanaman lah. Buta ya lo!" ketus Rafi.
"Santai kali ah." Devan memajukan bibirnya kesal.