Lelaki itu merenggangkan dasi di leher. Ia menyandarkan punggung ke kursi berporos di balik meja kerjanya. Trias masih sibuk menata ulang laporan keuangan yang baru selesai ditandatangani atasannya.
"Tri, Angel kapan berangkat?"
Pergerakan tangan berjemari lentik itu terhenti. Bibir berpulas lipstik warna merah itu merekahkan senyum. "Ditunda, Pak. Nyonya Ririn mau keberangkatan ditunda sampai resepsi pernikahan Pak Yusuf."
Yusuf mendadak menegakkan tubuh, merasa terusik rencananya berubah. Ia bisa gila mengkhawatirkan Angel diusik keluarga Dibyo sampai menunggu masa 30 hari habis. Andai ia bisa meminta Angel bersegera melegalkan pernikahan mereka di mata hukum, pasti tak segusar ini mengambil keputusan.
"Tri, kamu tahu, kan ...."
"Tenang, Pak. Saya yakin tidak akan terjadi apa-apa. Yang perlu Anda lakukan, terus bujuk dan yakinkan Angel untuk segera melangsungkan pernikahan resminya." Trias menatap lelaki yang mulai cemas itu penuh keyakinan.