"Oh, itu," sela ayah Olivia. "Kalau masalah itu, sudah kami maafkan, Pak. Ya, mungkin nak Daffin ada kepentingan yang mendadak, sehingga harus meninggalkan anak kami. Kami maklum hal itu."
Kini giliran kening ayah dan ibu Daffin yang mengerut dan saling pandang. Lalu ayah Daffin memandang ke arah anaknya, seakan hendak bertanya. Hal itu menjadikan ayah dan ibu Olivia juga bertehan-heran meilhay kedua orang tua Daffin yang seperti kebingungan. Di lain sisi, Aarav kini berdebar dadanya. Praduganya akan sesuatu terjadi antara Daffin dan kekasihnya, semakin kuat mencengkeram jiwanya. Kalau tidak terjadi apa-apa dengan Olivia dan Daffin, mana mungkin kedua orang tua temannya jauh-jauh datang ke rumah Olivia? Apalagi dari tutur kata ayah temannya, sedikit banyak telah memberi keyakinan dan gambaran kepadanya, apa maksud kedatangan ayah Daffin sebenarnya.
"Bika itu, Pak."
"Lalu?" semakin tak mengerti saja ayah Olivia mendengar jawaban ayah Daffin yang diangapnya terlalu berbelit-belit.