Sesepuh Wanderly berdiri sambil gemetaran dan tersengal-sengal, napas yang berembun dari mulutnya menyerupai kepulan api unggun. Sesepuh Gavin yang lebih muda bergegas-gegas menghampirinya.
Sesepuh Wanderly berkata, "Aku baik-baik saja. Cuma lututku yang membandel." Di mengoyangkan sedikit lutunya supaya mendapatkan kelegaan.
Sang pemuka agama itu menegakkan diri dan kemudian mendaraskan Doa Sesepuh Kami serta membacakan ajian di dalam bukunya: "Biarlah kejahatan itu berbalik kepada seteru-seteruku, binasakanlah mereka karena kesetiaan-Mu." Seusai membacakan bagian isi bukunya, Sesepuh Wanderly mencerocoskan doa solo dan untuk kali pertama secara langsung mengajak bicara roh jahat yang merasuki Tunner.