Pintu lemari tertutup, selimut masih bertengger di rumah-rumahan, tumpukan buku dan boneka hewanku masih utuh.
Aku berbisik, "Tunner? Hentikan. Siapa di sana?"
Gesekan itu berhenti. Aku mempertimbangkan untuk kabur dari kamar, membayangkannya dalam kepalaku, tapi aku melihat kakiku menapak ke lantai dan kemudian tangan kurus seputih tulang terjulur dari kolong tempat tidurku dan menarikku ke bawah.
Aku duduk menanti dan tidak mendengar apa-apa. Kesunyian seolah berkepanjangan hingga berjam-jam. Aku menunggu. Kameraku berbunyi dan aku pun memekik. Angka merah berkedip-kedip di layar. Baterai kameraku hampir habis. Aku memperhatikan kerlap-kerlip merah di layar dan kemudian menengok ke rumah-rumahan yang ditutupi selimut.