Aku bertanya, "Tunggu dulu. Jadi, ide-idemu asalnya dari mana?"
"Dari mana-mana. Internet, terutama." Tunner tertawa sambil menutupi mulutnya dengan tangan.
"Maksudmu lagu itu dan cerita banjir gulali—"
"Internet. Internet."
"—yang tumbuh?"
"Yang itu karanganku. Yang itu—sungguhan. Kau tetap tidak boleh melupakan cerita itu, Nona Angel. Eh, bukankah ruang bawah tanah ini mirip dengan ruang bawah tanah di cerita yang tumbuh? Ingat bagian itu, ketika kau berada di ruang bawah tanah dan yang tumbuh menyembul dari dalam tanah, jasad Ibu yang mati diracun menggelayut dari sulurnya? Seram benar, 'kan? Kita hampir-hampir bisa melihat kejadian itu sekarang. Kita hampir-hampir bisa merasakan yang tumbuh menggeliang-geliut dari sela-sela jari kaki kita."
Tunner membungkuk dan menggelitik pergelangan kakiku.
"Hentikan!" Kutampar tangannya supaya menjauh.
"Aw! Tamparan Angel adalah yang paling menyakitkan. Aku tidak mengerti bisa-bisanya seseorang sekecil ini memukul sekeras itu."