"Orang-orang itu telah menyelesaikan hari kerja mereka, kepada siapa mereka lebih suka berkumpul pada malam hari, di waktu yang adalah mliki mereka1 tetapi kau sudah tahu itu demikian pula aku. biarkan aku beristrahat dan menutup pintu."
"Apa masksudmu? Ada apa denganmu? Seluruh ruangan boleh masuk apa peduliku. Dan, kuulangi lagi, aku telah menutup pintu, kau pikir kau adalah satu-satunya yang bisa menutupnya? Aku bahkan bisa memutar kuncinya."
"Kalau begitu tidak apa-apa. Itulah yang aku inginkan. Tak ada perlunya menguncinya. Dan sekarang karena kau di sini, buatlah dirimu senang. Kau adalah tamuku. Kau bisa mempercayaiku penuh. Aku tidak bisa memaksamu untuk tinggal atau pergi. Haruskah kukatakan itu? Segitukah kau mengenaliku?"
"Bukan. Kau tidak harus mengatakan itu. Lebih-lebih, kau tidak perlu mengatakan sejak awal. Aku seorang anak kecil, mengapa harus repot-repot karenaku?"