Pria itu berkata, "Amel? Dan Angel?"
"Ya, Sir," kata Amel dengan rendah hati.
"Apa mereka hewan periharaanmu?" tanyanya, sambil menunjuk kedua mata-mata di bahu Angel.
"Bukan," kata Amel, dan ia tergoda untuk berkata, "mereka pelayan kami," tapi ia merasa Angel pasti menganggap itu gagasan yang buruk, jadi ia berkata, "Mereka teman kami, Kesatria peri dan Lady Juwita, orang-orang yang sangat terhormat dan bijak, yang melakukan perjalanan bersama kami," katanya, sambil memperlihatkan lebih jelas wujud peri-peri di bahu Angel kepada lelaki itu.
"Sekarang harusnya kau sudah mengerti, kami tidak berbahaya, kami berjanji takkan menyakiti kalian. Dan kami benar-benar butuh makanan serta tempat bernaung untuk sementara. Kami akan melanjutkan perjalanan besok. Sungguh."
Semua orang menunggu. Kegugupan pria itu agak mereda karena nada bicara Amel yang rendah hati, dan kedua mata-mata cukup cerdas untuk bersikap rendah hati juga tidak berbahaya. Sesaat kemudian pria itu berkata: