Angel memastikan sekitarnya dengan baik lagi, ia tidak begitu yakin pada dunia ini karena semuanya tidak masuk akal. Ia berusahan untuk tetap tenang, walaupun sudah terbiasa melihat arwah tapi keadaan ini sunguh berbeda, tidak seperti dulu. Disini tekanannya sedikit kuat, kami harus mengupayakan bernapas baru bisa berbicara.
"Kalau begitu, kita ikut mereka," kata Angel, dan menyandang ransel di bahunya.
Tuan Jonson melewati tubuhnya sendiri, sambil membuang muka. Ia tampak nyaris seperti mabuk, berhenti, berjalan, berkeliaran ke kiri dan kanan, terhuyung-huyung tersandung tonjolan dan bebatuan di jalan setapak yang sangat dikenali kakinya sewaktu masih hidup.
Amel mengejar Angel. Larinya sedikit berat karena jalan setapat ini memiliki tekstur yang kasar, bila tidak hati-hati bisa membuat orang tersandung. Kemudian ia juga bisa meligat dari kejauhan sekumpulan orang-orang, tapi itu sangat berbeda dan aneh.