Rombongan paling belakang tercengang melihat sosok tentara itu yang lusuh. Salah satu warga rombongan menghampiri untuk meredakan kekhawatiran warga lain.
"Kau siapa dan mau apa?"
"Bolehkah aku mengikuti rombongan kalian, aku tidak mengetahui tempat ini, aku sengsara dan kelaparan."
"Aku tidak bisa mengijinkannya begitusana. Apa nilai tukar yang akan kau berikan?" warga itu mengangkat obornya sambil memandangi prajurit.
"Aku sudah tidak memiliki apa pun, hanya benang yang kupakai dan belati kecil ini," ia menunjukkannya ke warga itu, "apakah ini bernilai untuk kalian supaya aku bisa ikut rombongan?"
Warga itu meninggalkannya sendirian dan menuju barisan terdalam, setelah bebarapa saat ia membawa kepala desa untuk membantu menentukan pilihan akankah mereka membawanya atau lebih membunuhnya saja.