Tapi kemudian ia melihat Angel meraup pria kecil itu dengan tangan kanannya, mencengkeramnya erat-erat di kaki sehingga tajinya tidak bisa digunakan, dan mengacungkannya tinggi-tinggi.
"Jalan buntu lagi," kata wanita kecil itu tenang. "Turunkan kesatria itu, Nak."
"Lepaskan Amel lebih dulu," kata Angel. "Aku sedang tidak ingin berdebat."
Amel melihat dengan ngeri bahwa Angel siap mengempaskan kepala kesatria kecil itu ke batu. Kedua orang kecil itu pun tahu. Juwita menyingkirkan kakinya dari leher Amel, dan seketika tanganya berjuang mengosok-gosok leher bagian belakang menyeka bekal kuncian erat wanita kecil itu, lalu matanya berubah menjadi sorotan tajam, menusuk kedalam. Gigi-giginya sedikit dikerut-kerutkan yang terpampang sangat dekat dengan wajah wanita itu. Wanita tersebut menatapnya dengan tenang. Sesaat kemudian Amel memalingkan wajahnya. Angel dengan hati-hati meletakkan kesatria kecil kembali ke batu di samping rekannya.