Kata-kata berhamburan keluar begitu cepat dari mulut Amel sehingga membuatnya tak mengharapkan balasan. Kemudian Angel mengeluarkan kompas emasnya yang memang sedari dekat Amel kompas itu terus bergetar, seperti ada daya tarik antara mereka. Amel membolak-balik kompas itu, jemarinya mengelus-elus emas yang berat dan kristal yang halus serta roda-roda bergerigi yang begitu dikenalnya.
Angel berpikir: Alat itu akankah memberitahu kita cara memperbaiki pisaunya!
Tapi terlebih dulu ia bertanya, "Kau baik-baik saja? Kau lapar atau haus?"
"Tidak tahu... ya. Tapi tidak terlalu. Lagi pula—"
"Kita harus menjauhi jendela ini," kata Angel, "sekadar berjaga-jaga seandainya mereka menemukannya dan menerobos masuk."
"Ya, benar," kata Amel, dan mereka mendaki lereng, Angel membawa ranselnya, dan Amel dengan gembira membawa tas kecil tempat ia menyimpan kompas emas itu. Dari sudut matanya Angel melihat kedua mata-mata kecil itu mengikuti, tapi mereka menjaga jarak dan tidak mengancam.