Pesawat benak melesat dengan kecepatan tingin menembus awan-awan, stabilitas yang dimiliki pesawat itu bisa menghindarinya dari benturan udara, bahkan ketika melewati kumpulan awan telah ia tidak bergetar sedikit pun. Pertapa terheran-heran mengetahui kehebatan pesawat benak ini, ia tidak bisa berhenti ingin mencoba terus bermanufer di angkasa.
Setelah kejadian itu ia melesatkan diri ke angkasa, walau sudah diberi tahu oleh Zakara cara mengunakannya tetap saja Pertama masih mendapati dirinya kesulitan.
"Aku akan sangat bersalah apabila pesawat ini lecet atau hancur," itu pikirnya sambil menginjak gas pesawat untuk lebih melaju kencang, "tapi ini semua harus kulakukan untuk menyelamatkannya. Kalau di tempat itu aku tidak akan bisa berbuat yang lebih menguntunganku."
