"Makasih, kamu lari naik tangga ke lantai lima udah cukup bikin aku jantungan. Please, jangan bikin aku cemas lagi. Terima kasih untuk hadiahnya, Gel." Yusuf mengecup puncak kepala perempun yang tangisnya mulai mereda. "Selamat menjadi calon mama, Gel."
Malam itu, di hari ketiga puluh pernikahan mereka—setelah Ririn, Arya, dan yang lain pulang—keduanya tetap makan malam berdua. Meski bukan di tempat yang romantis karena harus bermalam di rumah sakit. Ranjang pasien itu menjadi terasa menyenangkan ketika Yusuf ikut naik ke atas dan mendekapnya.
"Kita pesan makanan aja. Kamu mau makan apa tengah malam begini?" Yusuf menyalakan ponsel, mencari rumah makan yang menerima layanan delivery order 24 jam.
"Aku mau susu dingin, ayam goreng, mangga, sama ... kamu."
Yusuf tergelak. "Khusus yang terakhir, Gel, aku bisa turutin sekarang kalau kamu mau."