Dion berdecak pelan sembari berkacak pinggang. "Dasar otoriter. Angel berhak mengambil keputusan apa pun sebelum kalian sah di mata hukum."
Yusuf baru akan membuka mulut ketika Angel berseru, "Stop! Ayo, kita pulang!"
Rahang Dion mengeras. Gemuruh di dada meletupkan emosi yang membuatnya ingin sekali berteriak dan melepaskan Angel dari perlindungan pria itu. Andai saja Kiara tak segera menghampiri dan menahannya, mungkin ia sudah berlari mengejar mereka.
"Mas, sabar. Bukan begini caranya meminta Angel kembali. Malu dilihatin orang." Kiara menggigit bibir, menoleh ke kanan dan kiri. Ia mulai cemas dengan tatapan-tatapan orang yang lewat.
***
"Ya iyalah, mau makan rujak. Itu, kan, ruko jualan rujak, bukan jualan bakso. Kamu sengaja membuka obrolan?" Yusuf mengerling ke arah perempuan di sebelahnya dengan jengkel.
Angel sendiri mengerjap. "Kok, jadi marah ke aku. Kan, bukan aku yang salah."