Di acara itu, ia tidak akan bisa bertemu dengan Mas Aarav karena Aarav masih juga belum memberikan kabar kedatangannya. Pikiran Olivia kembali mengingat perkataan Daffin, yang menuduh Aarav telah berselingkuh dibelakangnya, mengenai Aarav telah mencampakannya.
Tidak terasa air mata Olivia mengalir melewati seka pipi dan hidung, dan kemudian jatuh kelantai. Sebelah tangannya mencoba memijat kening berharap pikiran negatif itu lekas menghilang dari pikirannya. Namun apa daya, samakin ingin dihilangkan malah semakin kuat dan bertambah saja. Olivia tampak depresi.
Asisten yang lemihat kondisi tuannya segera menghampiri, barang bawaan ia tingalkan begitu saja di lorong dekat deret rak bahan masakan. Ia menghampiri tuannya yang tampak murung sambil menyeka air mata di pipinya.
"Ada apa, Nona. Apakah ada yang menjahatimu?" tanya asisten. Olivia tidak langsung menjawab, ia masih terdiam seribu kata dengan tatapan kosong menunduk.