"Ehm... jujur saja, sebenarnya sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku ... aku ..."
"Masak kenapa?"
"Janji dik Olivia tidak akan tersinggung atau marah?"
"Olivia janji."
"Aku ... aku ... aku mencintaumu, Dik."
"Ohhh..."
"Maafkan aku, Dik. Sudah lancang mencintaimu dalam diam."
"Tidak, Mas. Jangan minta maaf. Justru hati Olivia senang mendengarnya, Mas. Sebab ... sebab Olivia pun sudah lama menyimpan perasaan ini."
"Bernarkah?"
Olivia mengangguk.
"Oh, betapa bahagianya hatiku, Dik."
"Olivia juga, Mas."
"Dik Olivia..."
"Ya?"
"Maukah kamu menungguku?"
"Tentu, Mas. Aku akan senantiasa menunggumu sampai enkau berhasil meraih cita-citamu ... Masak tak perlu khawatir. Percayalah, baru Masak seorang yang mampu menyentuh hatiku. Hanya Masak seorang yang mampu menyalakan api cinta di hatiku," desis Olivia.
"Aku mencintaimu, Dik Olivia."
"Aku juka, Mas."
"Semoga cinta kita kan abadi selamanya, Dik."
"Ya, itu juga yang Olivia harapkan, Mas."