Tunner berkelit dari pelukan Ibu dan turun dari pangkuan beliau. Dia berjalan ke belakang kursi Ibu, membungkus diri sendiri dengan tirai putih berenda, kemudian memuntir diri di dalamnya seperti kepompong. Ini sama seperti malam itu di kamarku, ketika dia membungkus diri dalam selimut di rumah-rumahanku, hanya saja kali ini aku bisa melihat bentuk wajahnya, kalaupun rupanya tidak, dari balik tirai.
Kata Ayah, "Tunner, jangan begitu. Keluar dari sana."
Ibu tidak bergerak. Beliau tetap duduk dan, ketika berbicara, Ibu terkesan sedang berbicara ke tengah ruangan.