Si penulis terlihat sedang menunggu kami di ruang keluarga. Aku menyapanya dan dia balas berkata, "Hai," dengan sungkan. Lalu dia mengucapkan, "Maaf." Aku tidak tahu apa sebabnya. Tapi raut wajahnya tampak tidak segar, dia pucat putih seperti orang terkena demam atau menyembunyikan sesuatu.
Aku hendak menanyai si penulis kenapa dia minta maaf, tapi Sutradara, yang baru saja meninggalkan Ibu dan Ayah, keburu menodongnya. Sutradara menanyakan apakah dia menyaksikan semuanya dari karavan. Si penulis mengiakan. Si juru kamera, Ayah, dan Dokter Navid kemudian mengerumuninya, yang kelihatan mual, seolah-olah dia tertular sakit perutku yang palsu tadi pagi. Sesepuh Wanderly masih di ruang depan bersama Ibu.