Suara kaki itu terus mendekat dan sampai berhenti di depan pintu kamarku. Dia hanya berdiri di sana tidak melakukan gerakan apa pun, meninggalkan bayangan hitam di sela pintu. Aku tidak ingin berteriak untuk mengusirna, karena itu akan membangunkan Ibu yang sudah lelah menghadapai hari berat. Aku pejamkan mata rapat hingga kegelan tidak bisa ditembuh secercah cahaya sedikit pun, dan aku tertidur.
***
Sinar mentari telah memasuki celah-celah kecil atap rumah kami, menusuk menembus ke kasur tempatku tertidur. Mata masih berat tertimpa kantuk yang tidak tertahankan, tapi telingaku mendengar bising, suara burung berkicau di luar. Pikirku burung itu hanya bisa berkicau sebentar dan lekas pergi sehingga aku bisa melanjutkan tidur.