Kami berjabatan untuk meneken kesepakatan. Si penulis mengatakan dia harus bekerja, lalu bergegas kembali ke karavan. Aku lari ke dalam dan tidak memberi tahu Ibu mengenai kamera. Aku ingin buru-buru menggunakannya supaya sudah terlambat apabila Ibu melarangku menyimpannya.
Aku bertanya-tanya apakah Tunner juga mendapat kamera sendiri dan sempat mempertimbangkan untuk menunjukinya kameraku, tapi lantas mengurungkan niat. Bisa-bisa Tunner berusaha merebut kameraku dan menggunakannya sendiri. Aku masuk ke ruang pengakuan dan menyalakan kamera.
Kataku: "Ini video Angel yang pertama. Aku tidak butuh kau lagi, ruang pengakuan."
Pintu kamar Tunner terbuka di belakangku. Aku membalikkan badan dan melihat Tunner di koridor, sedang menguap dan meregangkan badan, rambutnya yang berantakan mencuat ke sana-sini. Aku mengacungkan kamera ke arah kakakku. "Tunner. Lihat! Aku dapat ini dari orang kru."