Pesawat benak itu dipiloti Arabella sendirian di dalam kokpit. Mengapai tombol-tombol pengendali dan mengingat cara kerja benda ini terbang. Altimeter barometriknya nyaris tak berguna dalam badai, tapi ia bisa mengukur ketinggiannya secara kasar dengan mengawasi api yang berkobar-kobar di tanah tempat para malaikat jatuh; biarpun hujan deras, api masih menyala-nyala tinggi.
Sedangkan soal arah, itu juga tidak sulit: kilat yang menyambar-nyambar di sekitar gunung berfungsi sebagai penunjuk yang cemerlang. Menambilkan secercah bayangan yang memantulkan kilat. Tapi ia tetap harus menghindari berbagai makhluk terbang yang masih bertempur di udara, dan menghindari daratan yang menjulang ke atas.