Sang utusan memahami arah pembicaraan mereka, ia tidak bisa menyangkal hal itu karena sudah sangat jelas keluarga ini sudah melalui berbagai persoalan. Setelah menghabiskan makanannya utusan itu tidak beranjak pergi, ia meminta waktu tambahan supaya bisa mengobrol dengan mereka lebih lama lagi.
"Tuan terimakasih atas hidangannya, ini makanan terenak yang pernah saya temui." ucapnya sambil tersenyum.
"Kau terlalu berlebihan. Tapi memang benar, masakan istriku sangat luar biasa, dia adalah mantan koki ternama yang sudah banyak menyajikan makanan enak. Tak heran apabila sekarang kemampuannya masih sangat tinggi, padahal di rumah ini tidak begitu banyak bahan masakan tapi dia tetap bisa membuat hidangan mewah."
Wanita tua itu seperti tersenyum sekaligus malu-malu untuk menunjukkannya.
"Kau ini selalu saja mengodaku ya, sekarang kita ada tamu, sungkanlah sedikit kepadanya." Ia menepuk pundak suaminya itu sedikit keras yang menimbulkan bunyi.