Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Suami Playboy dan Istri Setia

🇮🇩Sweety_Ca
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.7k
Views
Synopsis
Simila tidak pernah berharap akan dinikahi Agra, laki-laki dewasa yang suka gonta-ganti wanita. Namun Simi tetap berusaha setia meski tau suaminya sangat kejam terhadap pernikahan mereka. Pernikahan Simi dan Agra dimulai saat Agra yang tidak tahan dengan ocehan Ibu negara–nyonya Valita langsung melamar Simi yang notabennya adalah anak pembantu di rumah mereka. Tiada cinta, semua hanya trik agar ibu Agra, Nyonya Valita tidak menganggu hidupnya lagi. Bagaimana pernikahan Simi dan Agra berlangsung? Pria playboy dan perempuan yang berusaha setia terhadap pernikahannya. Jangan lupa dengan banyaknya wanita malam yang Agra sewa untuk menghangatkan ranjangnya tanpa berusaha menyentuh Simi meski tau wanita itu adalah istrinya. Adakah alasan di balik Agra yang tidak mau menyentuh Istrinya sendiri?
VIEW MORE

Chapter 1 - 1.Lamaran Mendadak

"Agra! Di mana kamu!" suara melengking ibu negara keluarga Racandani-Nyonya Valita yang baru saja datang ke rumah Agra, puteranya dengan membawa kemarahan.

Tidak menemukan keberadaan pria 24 tahun lebih muda darinya itu di malam suntuk seperti ini, tentu Nyonya Valita emosi. Dia benar-benar tidak mengerti kemana putra satu-satunya yang sayangnya sungguh brengsek di matanya.

"Ibu panggil kok ga nyahut!" geram Nyonya Valita dengan langkah tegas dan mata tajam mengamati kediaman Agra, putranya yang terkesan lebih sunyi layaknya rumah tanpa berpenduduk.

"Anak itu bohong lagi?" pikir Nyonya Valita berasumsi. Rumah yang kini dimasuki nyonya Valita adalah rumah baru Agra yang katanya jauh dari kawasan berbahaya para wanita tidak bermoral, suka bergonta-ganti pria setiap malamnya. Mendadak Nyonya Valita ragu dengan putranya yang memang senang menipunya.

Apalagi saat Nyonya Valita menemukan tubuh seorang gadis berusia kisaran 20 tahunan, mengenakan baju khas pelayan yang baru saja keluar dari dapur.

"Hey! Kemari!" panggil Nyonya Valita.

Gadis itu mengalihkan pandangan, sejenak ia terdiam berusaha mengamati siapa yang baru saja memanggilnya.

"Apa yang bisa saya bantu, Nyonya?" gadis berkulit sawo matang itu mendekat.

"Apa kau wanita bergulirnya putraku?" tuduh Nyonya Valita.

Tentu hal ini membuat gadis itu terkejut. "Ya Tuhan, Nyonya. Saya bekerja sebagai pembantu di sini, tidak menjual diri," tolak gadis itu dengan bahasa baku berusaha tidak melukai perasaan Nyonya Valita.

"Terus kemana putraku?"

"Putra anda yang mana?"

"Memang putraku ada berapa? Rasanya hanya satu, bukan sepuluh! Putriku-nya yang sampai sepuluh–gabungan putri almarhum istri suamiku!"

"Maaf nyonya, tapi saya orang baru di sini, tidak tau apapun perihal nyonya dan keluarga nyonya. Saya kenal laki-laki yang tinggal di sini. Beliau tuan Agra–dia sedang di kamar bersama istrinya."

"Ha? Istri!" benar-benar terkejut, hampir pingsan-menjatuhkan diri. Nyonya Valita benar-benar tidak percaya putranya memiliki istri tanpa sepengetahuannya. Ada banyak kata makian yang muncul dalam pikiran Nyonya Valita setelah mendengar kalimat dari gadis itu.

"Apa dia pikun? Sampai lupa kalau aku Ibunya!?" cicit Nyonya Valita sedih.

"Nyonya, nyonya… jangan pingsan dulu!" ucap gadis itu setelah melihat nyonya Valita yang sudah mulai lupa berdiri segera ditangkap gadis itu.

Pipi Nyonya Valita ditepuk gadis berambut lurus sebahu itu. Nyonya Valita berusaha menetralkan pikirannya yang mulai tidak bereakasi dengan normal.

"Saya bawa nyonya ke sofa ya?" gadis itu memutuskan tanpa berusaha menunggu persetujuan wanita berusia 60 tahun itu.

Setelah membaringkan nyonya Valita di sofa panjang, Gadis itu pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

"Siapa nyonya itu?" pikir Simila, gadis berusia 22 tahun yang menjadi pembantu di rumah Agra. Simi baru bekerja dua minggu, tentu ia tidak mengerti apa yang terjadi.

Kemarahan yang ditunjukkan nyonya Valita kepada tuannya dan mengapa Nyonya Valita lemas ketika Simi katakan tuan Agra sudah memiliki istri. Apa salahnya dengan istri tuan Agra? Apa istri tuan Agra tidak disukai Nyonya Valita? Semua asumsi itu memenuhi kepala Simila. Sebuah asumsi yang ia tau tidak akan terjawab kecuali jika bertanya pada orang bersangkutan.

Hingga terasa air dingin menetes melewati tangannya, ini membuat Simi segera tersadar dan menghentikan laju air galon dari dispenser.

Simi merasa malu dengan dirinya sendiri, menghayal sampai lupa waktu. Sekarang Simi baru mengerti, mengapa Ibunya sangat marah kalau Simi bermain-main dengan pekerjanya.

Simi keluar dari dapur dan masih melihat nyonya Valita berbaring dengan lemas di sofa panjang.

"Nyonya, ini air minum. Silahkan minum."

Nyonya Valita membuka mata, perlahan menerima gelas yang diberikan Simi padanya.

Setelah meneguk air hingga tersisa setengahnya, Nyonya Valita memberi air itulah kembali pada Simi. "Makasih."

"Sama-sama Nyonya." Simi meletakkan gelas di meja. Nyonya Valita melihat Simi yang terlihat sangat perhatian. Ini membuatnya tersenyum penuh arti.

Hanya saja senyumnya segera hilang saat melihat putranya, Agra datang bersama seorang wanita berpakaian seksi, terbuka terlihat sangat nakal karena menggoda seperti apa yang dipikirkan Nyonya Valita.

"Malam Mama," sapa Agra tanpa beban membuat Nyonya Valita seketika naik darah.

"Apa kau udah lupa siapa aku!?" tanya Nyonya Valita dengan nada tinggi naik satu oktaf.

"Masih Ma. Masih," balas Agra cuek. Pria itu semakin mempererat pelukannya pada wanita berdada besar di sampingnya.

"Terus kenapa kau menikah tanpa meminta persetujuan Mama!?" teriak Mama kesal.

"Huh," pria itu malah mendengus. "Ayolah Ma, hidup Agra ya Agra yang tanggung. Mama ga usah sok-sok dekat dan peduli deh. Cita-cita Agra waktu SMP mau jadi artis aja mama tolak! Padahal tawaran dari produsernya langsung minta Agra jadi penyanyi mereka. Jadi sekarang, Agra minta ga usah urusin hidup Agra lagi deh. Nanti Mama cape sendiri. Urus adik Agra yang lain aja, mereka lebih butuh Mama daripada Agra," tolak Agra.

Tentu, hal ini membuat Nyonya Valita sangat sedih dengan perkataan putranya itu.

Nyonya Valita menangis merasa sangat hancur. "Hidup kamu udah sesat, Gra. Tinggalkan perempuan jalang itu, Mama tau dia bukan istrimu. Itu hanya semacam trik biar kau tidak dicurigai. Iya, kan Sayang?"

Mendengar ucapan Nyonya Valita tentu membuat Simi terkejut, sungguh tidak bisa berkata-kata. Ternyata selama ini dia dibohongi oleh pria yang membantunya lepas dari kurungan Ayah tiri yang hendak menjualnya ke rumah bordil.

Sedang Agra tersenyum miring dengan tingkah ibunya yang menurutnya sangat 'memalukan' ini.

"Sesesat apapun hidupku, yang penting masih menganggapmu IBU. Karna itu, jangan usik hidupku lagi