Chereads / Kyuuketsuki / Chapter 1 - Chapter 1 - Ryuu Yang Dilantarkan

Kyuuketsuki

🇮🇩Eiva_Havnie
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Chapter 1 - Ryuu Yang Dilantarkan

Bercerita tentang seorang anak laki-laki yang sebatang-kara bernama Ryuu. Ryuu tidak memiliki orang tua, keluarga maupun saudara, Ryuu tidak mengetahui siapa kedua orang tuanya yang melahirkan dirinya ke dunia ini.

Ryuu adalah seorang anak laki-laki yang tidak tahu apa-apa, dirinya tidak mengetahui mengapa orangtuanya membuangnya dan tidak mau mengakui dia sebagai anaknya.

Kedua orang tuanya melantarkan Ryuu semasih kecil dikarenakan Ryuu adalah seorang manusia yang akan membawa bencana.

Dirinya harus menanggung beban yang berat, dibuang dan diasingkan oleh kedua orang tuanya, sehingga Ryuu menjadi anak yang sebatang-kara, anak yang tidak pernah mengenal siapa kedua orang tuanya yang sebenarnya.

Dirinya harus menanggung sebuah takdir yang tidak adil untuknya, sebagai orang yang tidak akan pernah diterima kembali karena dirinya dianggap sebagai pembawa bencana.

Orang tuanya, tidak akan pernah mengakui Ryuu sebagai anaknya meski dia adalah anak dari darah daging orangtuanya.

Ryuu yang masih kecil, berusia lima tahun, dirinya kebingungan melihat di sekitarnya, terlihat begitu asing dimatanya, sebuah tempat yang tidak dia kenal, berada di antah berantah di sekitarnya ditutupi oleh pepohonan bambu yang menjulang tinggi.

Di sekitarnya hanya terlihat pohon bambu yang warna serba hijau, sangat sunyi dan menakutkan, dari celah-celah pohon bambu tersebut seperti ada mata yang mengintip.

Ryuu yang masih kebingungan, merasa tidak nyaman, seseorang dari kejauhan seperti sedang memantaunya dari balik pepohonan bambu.

Sebuah tangan terasa memegang erat bahunya, tubuhnya tidak mampu bergerak, tidak mampu untuk melihat siapa yang ada di belakang, seketika dia semakin kebingungan, matanya melihat pepohonan bambu yang menjulang tinggi seperti bergerak memutar, desiran angin menerbangkan dedaunan bagaikan musim gugur.

Suara-suara aneh mulai berdengung di telinganya Ryuu, seperti ada yang memanggilnya dan suara anak kecil yang sedang memainkan melodi kesedihan, Ryuu mendengarnya, ada begitu banyak suara perempuan yang sangat merdu, sedang memainkan melodi la la la la.

Bambu-bambu hijau itu mulai bergoyang dan memunculkan suara aneh, sesekali suara buluh bambu sedang terpukul sesuatu dan bunyinya sangat keras.

Ryuu melirik ke segela arah, dari mana asal suara ketukan itu, namun dia tidak pernah menemukan dari mana asal suara itu.

Hanya bisa mendengar suara perempuan yang ada di belakangnya, Ryuu tidak mengetahui siapa yang berbicara, dia semakin bingung, dirinya tidak ingat dengan wajah kedua orang tuanya bahkan bagaimana suara mereka.

Ryuu tidak tahu harus berbicara apa, dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya, tidak mengetahui di mana dirinya berada.

Terdengar bisikan suara lembut dari telinganya, "Maafkan ibu anakku sayang, terpaksa ibu harus membuangmu, kau harus mengerti, kau adalah anak yang tidak diinginkan, seseorang yang mungkin akan membawa bencana, maka dari itu ibu harus mengasingkanmu."

Ryuu kembali mendengar bisikan lembut ditelinganya, bisikan itu terdengar menyakitkan untuknya, "Ingaah walaupun kau berusaha menjadi layaknya manusia normal, kamu tetap tidak akan bisa mengendalikan kekuatanmu yang tentu saja akan membawa bencana untuk orang lain dan dirimu."

Terlihat sebuah tangan sedang memakaikan sebuah syal putih di lehernya Ryuu, perempuan itu lalu berkata, "Kau harus menjaga dirimu, hidup di dunia luar sangat keras, jika kau tidak ingin disakiti, maka jadilah kuat."

Perempuan itu memakaikan sebuah kalung liontin yang merupakan sebuah jimat, perempuan itu lalu berkata, "Ini adalah jimat keberuntungan, kau akan terhindar dari bahaya yang mengancam hidupmu."

Perempuan itu yang merupakan ibu kandung Ryuu mulai meninggalkan dirinya, dia tiba-tiba menghilang begitu saja darin pandangan mata Ryuu.

Matanya mulai melihat di sekitarnya berwarna hitam, hitam pekat hanya ada dirinya sendiri, Ryuu mulai ketakutan dan merasa semakin bingung.

Tiba-tiba terlihat dari kejauhan bayangan ibunya, dia melihat dari belakang, wajah cantiknya dengan rambut biru keperakan disinari cahaya dalam kegelapan.

Ryuu mendengar ibunya mengucapkan "selamat tinggal", bayangan ibunya dari dirinya semakin jauh, dia mulai menghilang dari penglihatan Ryuu.

Ryuu meneteskan air mata, membasahi pipinya, seperti tangisan anak sungai mengalir deras dari matanya.

Ryuu berlari mendekati ibunya namun semakin dia mendekat ibunya semakin menjauh, semakin dia meneriakinya ibunya, semakin menghilang dari pandangan matanya.

Ryuu berkata, "Mama jangan pergi... jangan tinggalkan aku sendirian...."

Lelah kakinya berlari mengejar ibunya yang semakin menjauh dan menghilang, kakinya tersandung dan membuat dia terjatuh, akhirnya dia menghilang dari pandangan mata Ryuu.

Sesaat Ryuu melihat ilusi di dalam kegelapan, dia masih menangis dan berusaha membuka matanya, Ryuu melihat dia sendirian di tengah hutan bambu.

Ryuu menangis dan berteriak, "Mama... jangan tinggalkan aku... aku takut... hu... hu... hu...."

Ryuu melihat sebuah cahaya yang sangat terang menderang, tiba-tiba dia melihat dirinya terbaring di padang rumput dengan desiran angin yang sejuk.

Dari kejauhan Ryuu melihat seorang perempuan berambut mirip ibunya, dia terlihat lebih tua beberapa tahun dibandingkan dengan Ryuu

Ryuu melihat itu seperti mimpi, tangannya melambai ke atas, melihat perempuan itu semakin menjauh, Ryuu mendengar dia berbicara, "Ryuu aku pasti akan menemukanmu, aku menyayangi dan mencintaimu, kita pasti akan bisa kembali bersama."

Ryuu tidak mengetahui siapa perempuan itu, sekarang semua ingatan tentang orang tuanya tidak ada yang dia ingat sama sekali, bahkan Ryuu lupa siapa dirinya.

Ryu melihat sebuah jimat keberuntungan yang dia kenakan, dirinya berusaha untuk mengingat namanya, tidak lama kemudian akhirnya dia ingat, dia bernama Ryuu

Berusaha untuk berdiri, Ryuu berusaha untuk tidak menangis dan mulai mengusap air matanya.

Berjalan melewati hutan bambu itu, Ryuu tersesat hingga matahari berada di ubun-ubun.

Ryuu berkata, "Aku tidak tahu, berada di mana sekarang?" gumam Ryuu Bertanya pada dirinya sendiri.

Ryuu terus menelusuri hutan bambu tersebut, suara angin menggoyangkan bambu, desiran angin menerbangkan daun, membuat Ryuu ketakutan.

Terus berjalan menelusuri hutan bambu tersebut namun Ryuu tidak menemukan jalan keluar.

Ryuu heren, mengapa dirinya kembali di tempat pertama kali dia berada. Ryuu tidak tahu harus berjalan ke arah mana agar bisa keluar dari hutan bambu tersebut, leleh dia berjalan, namun tetap saja dia kembali ke tempat pertama kali dia berada.

Ryuu tersesat, dia seperti orang bingung, tidak tahu harus berbuat apa, dia tidak tahu arah mana yang harus dia tuju agar bisa keluar dari hutan ini.

Kakinya mulai letih berjalan, dia mulai lapar dan kehausan, tidak ada sesuatu yang dia dapat makan di tempat ini.

Ketika mencoba kembali melangkahkan kakinya, dia melihat burung gagak terbang di atas kepalanya.

Burung-burung gagak itu mengitarinya, dia melihat ke atas pohon, ada beberapa burung gagak yang bertengger di atas.

Tanpa Ryuu sadari dia telah berada di tempat yang berbeda, walaupun tempat ini masih bagian dari hutan bambu, namun ada sedikit hal yang berbeda.

Ryuu melihat sebuah bagunan kecil yang terbuat dari bebatuan dengan bentuk mirip seperti tempat pemujaan roh.

Ryuu terus melangkah meski tenpat ini sangat asing untuknya, dia berharap bisa keluar dari tempat ini.

ketika menatap ka atas pepohonan Ryuu seketika menjadi takut, gagak-gagak itu bersuara sangat keras dan menakutkan.

Menatap ke arah mata gagak-gagak itu, matanya merah bagaikan permata rubi, Ryuu melihat gagak-gagak itu sangat eneh.

Perasaannya menjadi takut, kaki dan tangannya bergetar ketika gagak-gagak hitam terdebut menatap ke arah Ryuu

Jantungnya berdetak kencang, keringat dingin mulai keluar membasahi tubuhnya.

- To Be Continue -