Chereads / Percikan Juni Ternyata Mimpi Belaka / Chapter 12 - Chapter 12- pengungkapan

Chapter 12 - Chapter 12- pengungkapan

Ada beberapa hal yang dapat mengguncangkan dunia. Untuk beberapa, itu adalah idola favortinya. Untuk, beberapa itu adalah pergerakan politik. Tetapi, diantara semua itu bidangku adalah bisnis. Jadi, saat, aku ketiduran dan menemukan 999+ notification di group business pagi itu, aku bergetar

Apa yang aku lewatkan ? Keringat dingin mulai turun dari wajahku. Topik yang paling hangat adalah kesempatan investment baru di area development K, suatu hal yang aku pun invest walaupun tidak banyak

Jangan - jangan sesuatu buruk terjadi ? Memikirkan semua kecelakaan yang mungkin terjadi, aku cepat - cepat bertanya apa yang terjadi. Hanya untuk mendapat berita yang lebih mengejutkan.

"ThreeThousandCats, kamu tidak akan percaya, CEO E & C akhirnya mengungkapkan diri ?!"

"Tunggu sebentar- apa ?"

E & C dahulu perusahaan Dwight yang dinamakan ulang sebagai E & C tujuh tahun yang lalu. Keluarga Dwight dulu adalah konglomerat No 1 di negara ini, tetapi setelah putera pertama mereka Andrew Dwight, meninggal 9 tahun yang lalu dan pengunduran diri si tua bangka George Dwight 3 tahun yang lalu. Presiden perusahaan ini berganti tangan, tanpa ada berita apapun mengenainya..

Di akhir - akhir tahun ini, E & C mendominasi lapangan ini, dengan kelengkapan bisnis yang ia miliki, mulai dari real estate, baju, perhiasan dan perfume, teknologi dan sebagainya. Hampir tidak ada orang yang tidak mengetahui E & C.

"Lihat sendiri kalau tidak percaya."

Carmiccino mengirimkan aku sebuah link video. Tanpa berpikir panjang, aku membukanya,, tidak lupa untuk mengambil kopi dan biskuit renyah sebagai pengganti popcorn. Tetapi bukan keseruan yang aku dapatkan tatapi aku hampir meninggal karena tersedak makanan.

Aura yang menekan. Muka yang pasti dipahat sendiri oleh Tuhan. Mata dingin nan malas itu. Seperti ia adalah karya seni yang diberi nafas. Seperti kaisar yang dapat memanggung beban makhotannya. Ia berdiri.

Di saat itu 'tatapan lembut di matanya diganti oleh badai salju. Tetapi, tanpa ragu itu adalah orang yang baru memilih gaun pernikahan bersamaku kemarin- suamiku Cassius Dawson. Hal pertama yang datang ke pikiranku adalah- Cassius ternyata juru bicara E & C ?

Benar dia begitu tampan dan fasih berbicara, alami kalau mereka menunjuknya sebagai representatif kan ?

"Mengapa kamu memutuskan untuk menunjukan identitas kamu sekarang?"

Sebelum aku dapat meyakinkan diri atas teori itu, rasionalitasku dipecahkan. Cassius… Itu beneran CEO E & C dan bukan hanya juru bicara saja ? 'Aku tidak pernah mendengar ini,' aku berpikir, hanya untuk teringat oleh kertas yang terjatuh di bawah wastafel. Sebenarnya apa saja yang aku lewatkan ?

"Sebelumnya, tidak ada keuntungan dari mempublikasikan identitas diri, tetapi sekarang ada orang yang perlu kulindungi. Meskipun ini hanya sedikit , kuharap posisi ini dapat melindunginya dari terkaman orang di dunia ini."

Dia melakukan ini untukku ?

Tanpa sadar satu tetes air mata jatuh dari mata kananku. Padahal aku memperlakukannya sebagai alat. Padahal aku tidak pernah melakukan apapun untukmu. Cassius Dawson- mengapa kamu begitu baik kepadaku ?

Kukira kita sama - sama melihat bayangan orang lain di diri masing - masing. Tetapi, bagaimana jika matanya tertuju kepadaku ? Hatiku mulai berdebar - debar di pikiran itu, hanya untuk berhenti setengah menit setelahnya.

Apakah perlakuan ini memang ditujukan untukku ?

Tatapan matanya di pertemuan kedua kami terekam di benakku. Terlalu penuh cinta. Terlalu mencurigakan.

E&C.

Cassius & Eliana ?

Apakah perempuan itu namanya juga Eliana ?

Apakah itu alasannya ia baik kepadaku ?

Ku terbebaskan dari genggaman kegelapan sejenak hanya untuk ditarik kembali olehnya.

"Siapakah wanita beruntung ini ?"

Wajahku tegang karena dua alasan. Di satu sisi, kuharap dia menyiarkan fakta bahwa ia milikku ke seluruh dunia. Di sisi lain, kutidak mau terlalu banyak publisitas. Kalau tidak usahaku untuk bersembunyi selama ini memakai nama pena Eliskies dan masker di pertemuan penulis akan sia-sia.

"Untuk itu, kalian harus melihat sendiri nanti."

"Sir Cassius Dawson, apakah hubunganmu dengan keluarga Dwight ?"

Pertanyaan yang di kepala semua orang akhirnya disiarkan ke tengah ruangan. Dwight dan Dawson- nama belakang mereka saja tidak sama. Apakah Cassius anak dari keluarga cabang ? Tetapi jika begitu seharusnya ada banyak oposisi saat ia mengganti nama perusahaan. Sebenarnya siapa kau ??

Di saat aku sedang mau mendengar bagian selanjutnya, bel rumah berbunyi. Mengumpat atas waktu buruk itu, aku pergi membuka pintunya. Hanya untuk melihat bahan pembicaraan satu negara di situ- Cassius.

Hal pertama yang menarik perhatianku adalah dua kancing baju yang terbuka, menunjukan bagian collarbone dan dada yang seksi. Menelan ludah aku mengubah pandangan ke wajahnya untuk memastikan aku tidak melakukan hal yang aneh.

Berbeda dari yang aku bayangkan, jejak - jejak keletihan tidak muncul di mukanya. Cassius bahkan terlihat seperti ia hanya keluar untuk jalan pagi jika bukan karena jas formal yang sedang ia pakai.

Tiba - tiba ia menyandarkan kepalanya di pundakku, tangannya merangkul pinggulku. Jika ia bukan adalah Cassius, aku sudah pasti akan mundur. Tetapi sejak kapan tubuhku terbiasa dengan perilaku seperti ini. Dan aku tetap berdiri tegak seperti gunung.

"Biarkan aku diam seperti ini sebentar."

Ternyata bahkan Cassius bisa letih. Usaha yang diperlukan untuk menyembunyikan identitasnya pasti tidak mudah . Kebebasan untuk berjalan tidak diketahui orang. Kebebasan dari paparazzi dan gosip. Apakah ia sungguh siap merelakan itu semua ?

"....."

"Maaf aku begitu lama ya Eli."

Ia berbisik, entah kenapa terdengar seakan di ambang menangis. Ku mencoba untuk tidak memperhatikan retak di suaranya. Dan bagaimana nafas hangatnya menggelitik leherku secara perlahan.

"Aku tidak pernah memintamu untuk melakukan hal tersebut."

Ah bagaimana ini. Ia terlihat seperti bocah yang tersesat. Tersembunyi di dalam retakan suaranya. Di dalam dunia hanya dia berada. Dan untuk membuat orang seperti itu menderita. Aku merasa bersalah.

"Tetap saja, kamu berhak mendapatkan yang terbaik."

Suaranya di telingaku membuatku serasa hampir meledak. Dinding yang dipasang untuk menghalangi keberadaannya hampir runtuh total. Sekali lagi hatiku berdetak - detak bagaikan kereta yang hilang kendali. Tidak bisa dikendalikan.

Setiap detik ia bersandar kepadaku, bertambah aku panik.

Bagaimana jika dia sadar ?

Sejak kapan sebenarnya Jason menghilang dari hatiku.

Seperti hujan yang menguap di hadapan matahari siang ?

Takut bahwa aku akan tertangkap olehnya. Aku mengisi keheningan berbahaya diantara kami. Menargetkan topik yang paling penting diantara kami- yakni pernikahan.

"Apakah ada hal yang bisa kulakukan untuk mewujudkan rencana pernikahan kita menjadi lebih baik ?"

Untungnya, Cassius belum menyadari abnormalitas pada diriku. Hembusan dari mulut Cassius jatuh sekali lagi ke leherku dan aku menahan nafasku.

"Sudah cukup jika kamu rela menikahiku."

"Tapi aku ingin melakukan sesuatu juga."

Mendengar itu, Cassius akhirnya berkompromi, memilih pekerjaan yang tidak terlalu membebankan dan menyenangkan.

"Kalau begitu bagaimana jika kamu membantuku mengurus undangan ?"