Chereads / The Impossible Hacker / Chapter 2 - Menemui Tuan Alvaro

Chapter 2 - Menemui Tuan Alvaro

Akhirnya mereka sampai di tempat Alvaro, pria yang bernama Rafael itupun langsung turun dan membukakan pintu mobil. Zeline dan Lexis tidak langsung turun, mereka hanya saling tatap. Sampai akhirnya Rafael si pria dingin meminta mereka turun.

"Turunlah, sampai kapan aku harus menunggui kalian?" tanyanya dengan tatapan kesal.

Zeline dan Lexis akhirnya turun, dan mengikuti Rafael yang melangkah masuk ke dalam rumah. Sebenarnya ini yang menjadi keheranan Zeline, karena mereka tidak pergi ke kantor di mana Alvaro biasa bertugas. Mengapa malah dibawa ke rumah kediamannya.

"Kenapa kita di bawa ke rumah tuan Alvaro, bukankah jika urusan pekerjaan kita akan bertemu di kantornya? Tapi kenapa malah kita di bawa kemari?" tanya Zeline berbisik pada Lexis

"Mana aku tau, Sis. Kamu saja heran apalagi aku," sahut Lexis ikut berbisik.

Akhirnya mereka diantar ke ruang kerja tuan Alvaro, membuat Zeline dan Lexis makin heran. Namun, mereka tak ingin bertanya toh nanti pasti akan diberi tahu juga pikir Zeline.

"Tuan, mereka sudah sampai," lapor Rafael saat masuk ke ruang kerja sang penguasa kota Selatan.

Ya Alvaro Daim Azhar, adalah pria berusia 32 tahun. Alvaro adalah salah satu penguasa dan pengusaha kota Ambers yang terkenal dengan keadilannya. Selama ini kota Ambers mengalami kemajuan dan kemakmuran, semua berkat kepemimpinan Alvaro yang bijaksana.

"Oh iya, silahkan duduk," sambut tuan Alvaro ramah. "Rafael bisa siapkan minuman untuk tamu kita," sambung Alvaro pada Rafael.

"Baiklah Tuan," ucap Rafael dan langsung meninggalkan mereka di ruang kerja Alvaro.

"Ada apa Tuan ingin bertemu saya?" tanya Zeline tanpa basa-basi.

"Hehehe, sepertinya kamu orang yang tidak sabaran. Baiklah jika begitu, saya akan menjelaskan tujuan saya." Varro terkekeh mendengar pertanyaan Zeline yang tidak sabaran.

Tuan Alvaro langsung berdiri dari kursi di balik meja kerjanya, beliau langsung mendekati sofa tempat Zeline dan Lexis duduk. Tuan Alvaro lantas ikut duduk di salah satu sofa kosong, yang menghadap kedua anak muda itu.

"Jadi begini, saya dengar ternyata seseorang di kota ini memiliki kemampuan komputer yang luar biasa. Awalnya yang saya tau dia di sebut the impossible Hacker, setelah orang-orang saya menyelidiki barulah saya tau jika itu adalah seorang wanita. Awalnya saya tidak percaya, tapi ternyata itu bukanlah kabar burung semata. Sampai akhirnya saya meminta orang-orang saya mencari keberadaanmu. Dan akhirnya kita bisa bertemu sekarang," tutur Alvaro menjelaskan.

"Oh begitu, terus kenapa Tuan ingin menemui saya. Sampai-sampai Tuan meminta orang-orang Tuan mencari saya, apakah saya sudah melanggar aturan? Atau saya akan di hukum?" tanya Zeline penasaran.

"Hehehe, apa saya terlihat seperti seseorang yang ingin menghukum? Atau seseorang yang sedang marah?" tanya Alvaro terkekeh.

"Tidak sih, jika begitu apa alasan Tuan ingin bertemu saya?" tanya Zeline yang makin penasaran karena Alvaro tak kunjung menjelaskan.

"Saya membutuhkan kepintaranmu. Karena akhir-akhir ini sistem keamanan perusahaan saya juga pemerintahan, berusaha diretas pihak-pihak tertentu. Saya tidak ingin menuduh siapapun, hanya saja kuat dugaan saya itu adalah orang-orang yang sedang mencari masalah. Itu kenapa saya ingin menjadikan kamu salah satu anggota Cyber security, yang mengawasi sistem keamanan perusahaan dan juga pemerintahan yang saya pegang. Kamu tau sendiri, jika sampai sistem keamanan itu di bobol. Maka ...." Alvaro menggantung ceritanya seolah memberi waktu Zeline memikirkan kelanjutan ucapannya.

"Maka, pihak musuh bisa menguasai data milik perusahaan Anda. Bisa jadi mereka akan meretas sistem keamanan anti rudal kita, yang menjadi tanggung jawab Anda. Atau yang terburuk mereka akan mencuri dokumen teknis yang meliputi segala sesuatu tantang roket balistik dan drone milik negara kita. Yang sudah pasti akan membuat negara menjadi lemah dan mudah ditaklukkan, yang akhirnya orang-orang haus kekuasan itu bisa menguasai kepemimpinan negara kita. Dengan cara menyingkirkan Anda dan menguasai semua hal-hal yang menyangkut keamanan. Yang selama ini bisa Anda kendalikan karena Anda titik kunci dari semua akses paling berpengaruh di negara kita." Zeline menjelaskan secara rinci, menyambung penjelasan Alvaro.

"Wah kamu memang luar biasa, tahu semua tentang hal itu. Ternyata saya tidak salah, memerintahkan orang-orang saya mencari kamu selama seminggu ini. informasi dari Informan saya benar tentang kehebatan kamu," puji Alvaro.

"Ah jangan berlebihan Tuan, saya hanya tahu sedikit. Tentang hal-hal yang menyangkut dokumen yang menyediakan informasi skema dari rudal milik kita, karena sebenarnya diam-diam saya sering membantu pemerintahan melindungi data-data negara. Meskipun tidak bisa seratus persen, karena saya tidak berada di server pusat. Tapi saya melakukan itu hanya karena ingin negara kita tidak rapuh dan takluk di bawah pemimpin-pemimpin dzolim," jelas Zeline berusaha merendah.

"Waww! luar biasa. Pantas saja, orang-orang bagian keamanan cyber, menyebut-nyebut jika mendapatkan bantuan dari luar. Hanya saja mereka tidak tau siapa, ternyata penolongnya berada di hadapan saya. Pantas saja sistem keamanan tidak sampai terkena Interception, Fabrication, atau yang lebih parah yaitu Modification. Hanya beberapa perusahaan swasta, sempat mengeluh karena sempat terkena Interruption. Meskipun akhirnya berhasil mereka ambil alih kembali, tapi beberapa data sudah berhasil dicuri. Yang saya takutkan jika sampai mereka bisa merusak sistem, tentu akan membuat negara kita kacau." Alvaro bertepuk tangan mengagumi kepiawaian Zeline.

"Hem saya kurang tau jika masalah itu Tuan, karena saya tidak ikut campur dalam masalah perusahaan swasta. Jadi saya tidak menyangka jika mereka berhasil masuk juga," sahut Zeline.

"Maka dari itu, saya ingin kamu mau bergabung dengan pemerintahan. Saya harap kamu bersedia menerima tawaran saya ..." ucapan Alvaro terhenti karena Rafael dan seorang pelayan masuk membawa nampan berisi minuman dan makanan kecil.

Zeline dan Lexis yang memang lapar, karena rencana makan siang mereka gagal akibat kedatangan Rafael. Melihat ada makanan di depan mata mereka, membuat perut keduanya berbunyi. Zeline segera meremas perutnya, berusaha menghentikan suara yang memalukan itu. Alvaro yang sempat mendengar suara perut keduanya, segera meminta pelayan menyiapkan makan siang.

"Jo, tolong siapkan makan siang. Sepertinya kita harus menjamu kedua tamu kita," perintah Alvaro pada pelayan yang berada di sana.

"Baik Tuan, saya akan segera siapkan." Pelayan itu langsung berbalik meninggalkan ruang kerja Alvaro.

"Maafkan kami Tuan, sebenarnya kami tadi hendak makan siang. Hanya saja bawahan Tuan langsung memaksa kami ikut, membuat kami batal mengisi perut." Zeline menundukkan kepalanya, karena merasa tidak enak. Berbeda dengan Lexis, yang dengan santainya mencomot makanan di hadapannya.

"Tidak! Tidak! Harusnya saya yang meminta maaf, karena bawahan saya sudah menjemput kalian dengan paksa. Mungkin karena sudah cukup lama dia mencarimu, hingga membuatnya tidak sabar setelah berhasil menemukanmu. Jadi sayalah yang seharusnya meminta maaf," protes Alvaro.

"Baiklah Tuan, jika begitu bagaimana jika saya menolak bekerja sama. Apakah Tuan akan menghukum kami?" tanya Zeline.

"Hahahaha, jika saya bersikap seperti itu. Tandanya saya tidak ada bedanya dengan pemimpin yang kamu sebut dzolim itu, yang bersikap seenaknya terhadap warganya. Tapi saya sangat memohon, agar kamu bersedia bergabung. Karena, saat ini negara kita benar-benar membutuhkan keahlianmu. Jika tidak ingin dikuasai orang-orang serakah yang haus kekuasaan," jawab Alvaro penuh harap.

*Interception yaitu pihak yang tidak mempunyai wewenang telah berhasil mendapatkan hak akses informasi.

*Interruption yaitu penyerang telah dapat menguasai sistem, tetapi tidak keseluruhan. Admin asli masih bisa login.

*Fabrication yaitu penyerang telah menyisipkan objek palsu ke dalam sistem target

*Modification yaitu penyerang telah merusak sistem dan telah mengubah secara keseluruhan