Nakula pikir, bunyi Bel di apartemen mereka menandakan pesanan makanan yang datang. Tapi sayangnya, bukan pengantar pesanan yang seperti dia duga. Melainkan orang yang dulu sempat menjadi rivalnya, sudah berdiri dengan raut wajah tidak berdosa.
"Mau apa kau datang ke sini?" tanya Nakula dengan gaya yang angkuh. Tangannya bahkan terlipat di depan dada.
"Em, maaf Pak. Tadi saya melihat Jane ke sini. Jadi ...."
Julio menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal. Dia merasa tidak enak dengan pria di depannya itu. Terlebih Nakula terlihat begitu tidak bersahabat.
"Em, maaf. Tidak jadi Pak. Besok saja, bisa untuk dibicarakan di kantor," ucap Julio yang sudah bersiap untuk berbalik badan.
Nakula tidak menjawab apa-apa. Dia langsung menutup pintu dengan sangat kasar. Hingga berbunyi keras.
Julio yang ada di depan pintu melonjak terkejut.
"Astaga, aku pikir Jane sendiri ke sini," ujar Julio yang langsung memegang dada.