Seharusnya Jane memang tidak menurut pada Nakula untuk pergi.
Seharusnya dia memang diam saja di rumah. Lalu melakukan hal yang menyenangkan.
Dari pada seperti ini. Baru beberapa kali suapan. Sudah terlihat wajah gadis yang begitu dia benci.
Jane merasa ini begitu disengaja. Bukan takdir yang mengantarkan mereka. Tapi lebih kepada kecocokan acara.
Nakula yang jarang mengajak pergi setelah sekian waktu, harus bertemu dengan Nadine yang datang tanpa rasa bersalahnya.
Dengan kesadaran yang tinggi. Jane langsung saja menyambar kunci mobil. Dia langsung berjalan menuju ke tempat parkir mobilnya.
Tanpa menunggu Nakula, dia bergegas untuk pergi.
"Lanjutkan saja kalian," ucap Jane sambil berlari.
Tidak dia hiraukan teriakan Nakula yang memanggilnya. Dia bisa melakukan segalanya sendiri. Jane merasa tidak perlu untuk mendengarkan apa pun, apa lagi berbasa-basi dengan gadis tersebut.
"Argh! Dasar perempuan sialan!" ujar Jane. Dia sudah meneteskan air matanya.