Sepanjang malam, Nakula tidak bisa memejamkan mata. Dia semakin curiga dengan apa yang Anta berikan.
Selama ini, ayahnya merupakan orang yang begitu dia hormati. Meski jarang di rumah dan diasuh olehnya, Nakula tetap menjunjung penghormatan tinggi pada ayahnya.
Tetapi, sifatnya sebagai seorang detektif, membuat dia berani mencurigai ayahnya sendiri.
"Naku, kau tidak ingin bangun?"
Jane menggoyangkan tubuh suaminya. Jane tidak tahu jam berapa Nakula menyusul tidur di sampingnya.
"Ada apa, Jane. Aku mengantuk sekali," ujar Nakula dengan mata yang masih terpejam.
"Kau tidak lapar? Aku sudah membuat nasi goreng," ujar Jane lagi.
"Lapar. Tapi suapi."
Jane menggeleng dengan sikap manja, Nakula.
"Baiklah. Tapi harus duduk ya. Aku tidak mau menguapi dengan berbaring."
Nakula mengangguk. Meski tetap terpejam dan dia juga belum beranjak dari tidurnya.