"Ayah sudah kembali ya?"
Masuk ke ruangan Nakula, kepala Jane tidak henti menyisir sekitar. Dia begitu ingin melihat ayah dari Nakula masih ada di sana. Meski tidak tampak, tapi berharap sekali jika masih ada Tuan Kage.
"Kala kau ke sini untuk cari ayahku, sebaiknya pergi saja lagi."
Jane menutup mulutnya menahan tawa. Dia seperti ketahuan memiliki kekasih lain di Nakula.
"Ya ampun. Aku perhatikan dengan ayah saja kau tampak cemburu. Yang benar saja, Nakula. Seharusnya kau senang, jika kami akrab."
Jane duduk di depan Nakula. Dia begitu merasa perlu mengejek Nakula lebih-lebih.
"Dasar kau memang perayu ulung. Masa ayahku juga kau goda," ucap Nakula.
Jane hanya tersenyum geli. Menemukan keluarga yang hangat, adalah impiannya sejak dulu. Meski tetap tanpa sosok ibu.
"Aku suka dengan ayahmu. Kira-kira kalau mengajak berkencan—"
"Aku akan menggantung kalian di pohon cabai," sahut Nakula cepat. "Jadi jangan berharap hal yang tidak pantas."