Jane membuat rincian terlebih dahulu. Siapa saja yang belum lunas, lalu jumlah utang, dan kapan jatuh tempo. Dengan begitu akan lebih mudah dalam menjelaskan pada Nakula.
Dengan rasa senang yang membuncah, Jane melangkahkan kaki ke ruangan Nakula. Dia juga sudah tidak sabar untuk bertemu dan membicarakan hal ini.
Pintu ruangan Nakula terbuka sedikit. Jane rasa ada tamu yang datang.
"Ada tamu Anta."
Jane bertanya pada Anta yang sedang duduk di meja kerjanya.
"Eh Bu Jane. Itu—"
Jane aneh dengan sikap Anta. Untuk perkara tamu, kan dia bisa melaporkan itu siapa.
"Memangnya Ibu Jane ada perlu apa?" tanya Anta akhirnya.
"Saya mau mengirimkan laporan. Bapak Nakula sendiri yang memintanya kok. Ada beliau di dalam kan?" tanya Jane yang masih bersikap lembut pada Anta.
"Bisa menunggu. Soalnya di dalam ada tamu."
Jane langsung melihat ke arah jam di tangannya. Sudah pukul sepuluh. Kalau telat, nanti Nakula akan protes.