"Kau tenang saja dahulu."
Nakula menutup pintu dengan pelan. Dia harus.membawa Estelle menjauh dari kamar mereka. Takut jika adiknya ini sangat menggangu Jane lantaran istrinya itu memang sangat lelah.
"Kau kenapa mendorongku?" protes Estelle yang tidak bisa bersikap baik. Di matanya Nakula sangat menyebalkan. Itu berlangsung berkali-kali di benaknya.
"Kau jangan keras-keras. Jane akan istirahat Estelle. Kau jangan lupa istriku sedang hamil. Itu juga keponakanmu."
Estelle langsung menutup mulut. Dia memang salah telah melakukan hal ini. Berharap Jane akan baik-baik saja.
"Maaf, aku tidak sadar."
"Kau belajar mengendalikan diri, Estelle. Untuk apa kau berteriak seperti tadi."
Nakula berpikir mengendalikan Celine akan jauh lebih mudah mengingat, gadis itu dibesarkan dari tempat hiburan malam. Tapi ternyata, mendengarkan Estelle jauh lebih sulit.
Gadis itu seperti semaunya sendiri. Tapi jika ditegur dengan tegas, selalu berlindung di balik rasa tidak nyaman masa lalu.