Liana kecil terus berlari menuju rumah dengan air mata yang kian berderai membasahi pipinya. Tak peduli dia harus mengalami jatuh berkali-kali karena kecepatan kakinya dalam berlari. Meskipun merasakan tubuhnya begitu nyeri, namun Liana kecil sekuat tenaga menahan itu semua untuk dapat segera bertemu dengan Delia.
"Mama!" Liana yang sudah sampai di teras rumah dengan cepat membuka pintu di hadapan hingga membuat Delia yang baru saja selesai menyiapkan makanan sontak berjingkat di tempatnya.