"Mama sama sekali tidak bercanda," jawab Almira yang tentu saja semakin memusingkan Bara.
"Lalu untuk apa dia tinggal di rumah kita? Mama mengangkatnya sebagai anak?" Bara kembali bertanya. Baru kali ini dia harus bersikap cerewet padahal sedang dalam keadaan begitu emosi. Bukan Almira kalau tak berhasil membuat sang putra berubah.
"Tidak juga. Mama sudah bilang, mama hanya ingin dia tinggal bersama kita. Memangnya salah?" Nyonya Almira malah bergantian melayangkan tanya.
"Ah, benar. Dia memang sangat cocok untuk menjadi pelayan di rumah ini," tukas Bara menyatakan persetujuannya. Hal yang membuat Liana sontak tersedak oleh teh yang baru saja akan dia tenggak. Sementara Bara yang melihat itu jelas hanya menatap ke arah Liana dengan pandangan begitu datar. Bahkan pria itu seolah tak memiliki hasrat sama sekali terhadap gadis di depannya ini.