Di sebuah gedung sekolah berlantai 3, nampak terdengar suara mengajar yang berasal dari ruang kelas, melihat lebih ke dalam gedung dan melihat ke setiap kelas yang ada, terlihat suasana mengajar dari guru dan murid-murid yang mengenakan seragam berwarna biru.
Di lantai 2 dari gedung tersebut, di pojok lorong dekat dengan tangga yang menuju ke lantai 3, ada tanda 8E yang disematkan di atas pintu masuk sebuah kelas.
Kelas 8E adalah sebuah kelas yang terdiri dari 32 siswa, di mana terdapat 18 siswa perempuan dan 14 siswa lelaki, menjadikan kelas tersebut terbilang sebagai kelas berukuran standar di sekolah itu.
Dan di sebuah meja nomor 3 pada baris pertama di depan meja guru, nampak seorang siswa sedang tertidur dengan cara merebahkan kedua tangannya sebagai bantal, terlihat dari wajahnya yang masih berkembang, bahwa siswa tersebut ketika dewasa akan menjadi seorang pria yang cukup menawan.
Dengan alisnya yang tegas dan bulu mata yang cantik, yang bisa membuat wanita iri, siswa lelaki tersebut memiliki kulit yang cukup putih untuk ukuran anak lelaki, ditambah dengan hidung yang sedikit mancung dan bibirnya yang kecil namun tebal, pada dasarnya wajah dari siswa laki-laki tersebut bisa dikatakan mendapatkan poin 8 ke atas untuk ketampanannya.
"Jay.....Jay...bangun...woy....aelah nih anak, pules amat!!!!" keluh temannya saat mencoba membangunkan Jay
" Jay.....bangunnn.....sue emang...." Keluhnya sambil mengambil keputusan tegas " sorry Jay...terpaksa gua..." Katanya dengan wajah menyesal namun jelas ada kesenangan tersendiri yang terpancar dari wajahnya.
Melihat ke arah bawah dan kemudian menatap ke arah sepatunya sendiri, Ferdi nama anak yang berusaha membangunkan murid tersebut melihat ke arah sepatu siswa itu, sambil mengambil ancang-ancang kemudian dia yang telah bersiap untuk menginjak sepatu temannya, menghitung di dalam hatinya "1....2....3....saat hitungan tiga selesai Ferdi menginjak sepatu Jay dengan keras.
Dan disisi lain, Jay nama siswa tersebut yang tengah tertidur lelap mengalami mimpi yang aneh, dia merasa seperti dia berada di tempat yang tak dikenal dan saat dia mencoba untuk mencari tahu dimana ia berada, tiba-tiba saja perasaan sakit yang cukup hebat datang dari kakinya, tidak siap dengan situasinya ia berteriak dan sekejap ia terbangun " aduhhhhhh!!!!!!!" Teriak Jay mengagetkan seluruh kelas.
Disisi lain Ferdi yang melihat Jay telah bangun, berpura-pura duduk manis seolah dia tidak mengetahui apa yang terjadi, saat Jay terbangun oleh rasa sakitnya, kemudian sebuah pemandangan yang aneh ada di depan matanya, menatap sebuah ruangan yang nampak luas dengan banyak remaja berpakaian seragam sekolah biru yang duduk di barisan meja dan kursi kayu yang rapi.
Melihat warna biru di pakaian mereka dan wajah yang muda Jay merasa aneh, tetapi kemudian memori yang dia kenal terlintas, " ahhhhh inikan ruangan kelas gua di SMP!!!!" tetapi kemudian pertanyaannya adalah bagaimana bisa dia hadir disini??? ketika dia mengingat dengan jelas bahwa dirinya sedang menonton film di kamarnya dan tertidur.
Namun semakin jelas pandangannya melihat, dia semakin merasa bahwa apa yang dia lihat benar-benar nyata, terlebih ketika suara tegas namun penuh dengan aura terdengar " ya.... kamu tidur di kelas Jay!!!!... Bapak kira kamu butuh olahraga sebentar, jadi kamu bisa berdiri disamping Bapak!!" suara seorang pria paruh baya menarik perhatian Jay.
Dan Jay yang masih bingung dengan keadaannya saat ini, merasa dorongan dari seseorang di sampingnya, dan melihat ke arah seorang siswa yang nampak masih sangat muda dengan wajahnya yang masih berkembang, sepintas Jay teringat bahwa sosok ini, adalah sosok teman sebangkunya dan juga teman sekelasnya di SMP yang bernama Ferdi.
Dan ketika dirinya menatap ke arah badannya, ia kaget karena ia mengenakan seragam sekolah SMP berwarna biru dengan motif batik, entah kenapa dirinya seperti menyadari sesuatu dan ini membuat Jay penuh dengan berbagai ekspresi di wajahnya, namun dorongan dari Ferdi kembali membangunkannya, dan segera dirinya yang masih merasa bingung berjalan menuju ke depan kelas untuk berdiri di samping Pria paruh baya tersebut yang nampaknya menjadi guru di kelas.
Tentu saja gerakan Jay diperhatikan oleh satu kelas, namun Jay yang saat ini tengah tidak bisa berkonsentrasi hanya tertunduk di samping Pria itu, sambil memikirkan apa yang sedang terjadi, Pria itu yang menjadi guru terus memanggil nama setiap siswa yang ada di dalam kelas, dan disisi lain perlahan namun pasti Jay mulai menjadi semakin sadar atas pikirannya.
Mengingat nama-nama dari setiap siswa yang dipanggil di kelasnya dan juga mengingat wajah-wajah dari teman-teman yang telah belasan tahun dia tidak lihat, entah kenapa Jay merasakan perasaan yang tak bisa dijelaskan, ketika dirinya menyadari bahwa semua yang ada di depan matanya adalah sesuatu yang nyata dan bukan mimpi.
Belum lagi saat dia mencubit kulit di jarinya dan merasakan sakit, jay tahu bahwa Iya benar-benar telah kembali ke masa zaman smp-nya, setelah menyadari fakta tersebut dan menerima dengan susah, Jay kini berpikir, karena dirinya telah diberi kesempatan untuk bisa kembali ke zaman smp-nya kembali. Dia harus bisa merubah beberapa masa lalunya yang dia rasa menjadi penyesalannya, teringat akan nasib keluarganya dan juga orang-orang yang dia sayangi di sekitarnya, Jay mengepalkan tangannya dengan kuat tanpa sadar.
Jadi setelah memutuskan bahwa dirinya menerima hal tersebut, kini Jay dalam suasana yang baik sehingga kemudian tanpa sadar dirinya tersenyum dengan begitu lega, dan tanpa sepengetahuan Jay, senyumnya yang manis dan nampak sangat natural, membuat beberapa teman wanitanya tersipu melihat tingkah laku Jay.
Hanya saja Jay tidak mengetahui hal tersebut, Setelah Guru selesai mengabsen seluruh kelas, kini dirinya mengalihkan perhatian Kepada Jay dan berkata " kamu udah bangun?" Tanya Guru tersebut sambil membetulkan kaca mata yang ia kenakan, bertanya kepada Jay.
" Sudah pak, maaf sebelumnya saya tidak sopan" jawab Jay dengan nada meminta maaf yang tulus
" Ok bapak memaafkan kamu, sekarang kamu cuci muka dulu di luar, baru kemudian kamu bisa kembali duduk" kata Guru memberikan intruksi kepada Jay
" Makasih Pak, kalo begitu saya ijin keluar dulu" kata Jay dengan sopan, sambil dia kemudian mengingat bahwa guru yang ada di depannya bernama Pak Lukman.
Jay yang meninggalkan kelas, masih merasa bahwa saat ini seperti sebuah mimpi, namun ketika dirinya mendengar suara mengajar dari kelas lain yang ada di lantai 2, ini menyakinkan Jay kembali bahwa ini bukanlah mimpi.
apalagi setelah dirinya tiba di kamar mandi, dan mencuci mukanya dengan air, Jay yang melihat wajah lembut dari seorang remaja berusia belasan tahun, tersenyum tanpa sadar sambil kemudian dia berkata " ini memang diriku ketika muda, imut dan manis hahahah" Jay tertawa senang di kamar mandi.
" brukkkk!" tiba-tiba suara pintu kamar mandi terbuka di belakang Jay, dan kemudian seorang siswa gendut berlari dengan wajah ketakutan saat melihat ke arah Jay.
Melihat situasi yang tiba-tiba saja terjadi, Jay terdiam sesaat sampai kemudian dia mengingat, raut wajah dari siswa gemuk tersebut yang nampak ketakutan saat melihat dirinya tertawa di depan cermin kamar mandi sekolah, " sialll!!!!...dipikir gua gila!!" Jay mengeluh saat momen bahagianya disabotase oleh siswa gendut yang berlari ketakutan dari kamar mandi.