Chereads / TERJEBAK PRIA AROGAN / Chapter 12 - Bab 12- Pakaian Bella hilang

Chapter 12 - Bab 12- Pakaian Bella hilang

Terjebak pria arogan

.

Bella masuk kedalam kamar mandi, seharian menemani Brian bertemu klien membuat tubuhnya terasa sangat lengket.

Brian melepaskan jas dan kemeja yang menempel ditubuhnya. ia lemparkan jas dan kemejanya kearah sofa tempat Bella tidur. Brian meraih gelas kecil mengisinya dengan wiski. Seteguk wiski mengalir ke dalam tenggorokannya, Brian menatap pemandangan kota Paris saat senja. Begitu indah dan romantis.

Pintu kamar mandi terbuka Kiran keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang menutupi tubuh yang telah ia bersihkan. Mata biru Brian memperhatikan gerak-gerik Bella yang seperti sedang mencari sesuatu.

"Dimana baju-bajuku!" Bella membuka lemari pakaian mencari baju-bajunya yang kemarin ia simpan.

Pakaian Bella yang ia bawa sudah tak ada didalam lemari. Hanya ada pakaian Brian saja yang tersimpan.

"Oh ya ampun bajuku kemana?" Bella semakin panik. Bella masih mengacak-acak isi lemari, ia pikir mungkin ada satu baju yang terselip namun nyatanya tak ada satupun.

"Ada apa?" Tanya Brian menghampiri Bella yang terlihat panik.

"Baju-bajuku hilang Brian." Jawab Bella panik.

"Kau simpan dimana?"

"Aku simpan disini didekat baju-bajumu. Tapi sekarang sudah tak ada. Bagaimana ini aku mau pakai baju apa?" Bella begitu frustrasi kehilangan baju-bajunya.

"Masalah baju kau tenang saja aku akan membelikan pakaian untukmu." Ucap Brian enteng berlalu menuju balkon.

"Aku minta sekarang Brian.''

Brian membalikkan tubuhnya menatap Bella. "Baiklah." Brian meraih ponsel yang berada disaku celananya.

Bella meneguk ludahnya melihat tubuh Brian yang bertelanjang dada. Tubuh kekar dengan otot-otot yang menonjol. Ah sungguh sangat sexy, pikiran kotor Bella berputar-putar di otaknya.

Brian memandang Bella dengan tatapan yang datar. Ia tahu Bella sedang memperhatikan tubuhnya. Usai menghubungi seseorang dengan bahasa Perancis Brian berjalan perlahan kearah Bella.

"Kau menyukainya?" Brian menaikkan sebelah alisnya menatap Bella.

"A-apa maksudmu?" Bella benar-benar terintimidasi oleh Brian.

Brian meraih tangan tangan Bella lantas ia letakkan tangan Bella didada bidangnya. Telapak tangan Bella terasa hangat menyentuh kulit dada Brian. Darah Brian berdesir hebat sentuhan tangan Bella begitu menggairahkan.

Brian memutar tangan Bella diarea dada sampai perutnya, Brian semakin bergejolak mendapatkan sentuhan telapak tangan Bella. Sedangkan Bella ia tak bisa menolak atau memberontak ia pun menikmati kulit tubuh Brian yang begitu keras.

'Brian begitu hot,' lirih Bella dalam hati terbuai menyentuh tubuh Brian.

'Astaga!!!! Ini tak benar,'' raung Bella dalam hati. Ia tersadar dari sensasi yang ia rasakan. Bella menarik tangannya namun Brian tak membiarkan melepaskan tangannya.

"Brian lepas." Berontak Bella menarik-narik tangannya.

"Kenapa? Bukankah kau menyukainya?" Brian menatap dalam Bella.

"Lepaskan aku." Bella terus memberontak namun Brian tak membiarkan tangan Bella lepas.

Brian menarik tangan Bella menempelkan ketubuhnya. Kedua manik biru Brian menatap mata hitam milik bella penuh mendamba.

"Lepaskan aku Brian," desis Bella.

"Ayo kita lakukan lagi." Ucap Brian datar. Tatapan mata Brian begitu mendamba.

Kedua mata Bella melotot tajam ia tahu apa yang di inginkan oleh Brian. Bella tak Sudi jika harus melakukannya lagi. Cukup sekali saja ia melakukannya tanpa sadar. Itu pun karena ia dijebak.

"Aku tak mau. Lepaskan aku Brian." Bella memberontak dalam pelukan Brian.

"Kau yang memancingku Bella." Tekan Brian.

"Lepas Brian." Bella terus memberontak namun Brian memeluk tubuhnya begitu erat.

Tangan Brian menarik bathrobe yang menutupi tubuh Bella dalam satu tarikan.

"Brian kau..." Pekik Bella melotot tajam.

Kini tubuh Bella polos dalam pelukan Brian. Bibir Brian menyeringai lebar ia membenamkan kepalanya dileher jenjang Bella. Wangi sabun yang begitu menusuk hidungnya semakin membangkitkan gairah Brian.

Brian mengecupi leher jenjang Bella tak peduli Bella menjambak, memukulnya. Tangan Bella bak cubitan yang tak terasa bagi Brian.

Brian hendak menenggelamkan kepalanya di dada Bella namun sebuah ketukan pintu terdengar dari luar. Brian tak perduli ia terus melanjutkan aksinya tapi suara ketukan tak henti-hentinya terdengar membuat Brian menggeram kesal.

"Damn it," geram Brian melepaskan tubuh Bella. Ia berjalan menuju pintu kamar hotel. Bella dengan segera membungkus tubuhnya dengan bathrobe. Sungguh ia begitu takut jika Brian akan melakukannya lagi.

Brian membuka pintu kamar hotel melihat seorang pegawai wanita membawa beberapa paperbag. Kedua mata biru Brian menatap tajam pegawai wanita tersebut.

"Ini pesanan tuan." Serunya menyerahkan beberapa paperbag dengan senyuman ramah.

Brian meraih paperbag tersebut dengan kasar lalu menutup pintu dengan kencang. Membuat pegawai wanita itu terjengit kaget. "Astaga, tampan sih tapi arogan." Dengusnya meninggalkan pintu kamar Brian.

Brian membawa beberapa paperbag lalu menyerahkan semua itu kehadapan Bella yang sedang duduk disofa.

"Itu pakaianmu." Ucap Brian meletakkannya didepan Bella.

Dengan segera Bella membuka isi paperbag tersebut mencari baju yang pas untuknya. Bella mengeluarkan semua isi paperbag namun sialnya pakaian yang diberikan Brian pakaian yang kekurangan bahan. Beberapa dress dengan potongan yang sangat sexy dan minim. Dan betapa terkejutnya Bella ada lima potong lingerie berbeda warna dan model.

"Apa-apa ini?" Bella mendelik tajam Brian.

"Itu pesanan yang kau minta." Jawab Brian santai.

"Pesananmu atau pesananku!" Bentak Bella kesal.

"Sudah pakai saja. Aku membelikan pakaian itu dengan harga yang cukup mahal. Jadi pakailah." Seru Brian begitu entengnya.

"Aku tak peduli semahal apapun pakaian yang kau beli karena aku suka dan tak mau memakainya!" Bella melempar lingerie yang ia pegang kearah sofa.

"Terserah kalau begitu. Aku takkan mengeluarkan uang lagi hanya untuk membeli pakaianmu. Ingat hutangmu sudah banyak padaku Bella." Brian menatap Bella dengan tatapan intimidasi.

"Sialan," dengus Bella.

Brian menyeringai puas. Gampang sekali menekan gadis miskin, meski Brian akui Bella tak mudah ditaklukkan seperti wanita lainnya. Wanita yang biasa Brian temui biasanya akan rela melemparkan tubuhnya dengan suka rela pada Brian tanpa harus capek-capek merayu. Sedangkan dengan Bella ia harus ekstra tenaga selain karena penolakan dan pukulan-pukulan yang Bella lakukan padanya. Tapi itu semua tak menyurutkan keinginan Brian untuk memiliki tubuh Bella kembali, tubuh yang menjadi candunya sekarang ini.

Bella merebahkan tubuhnya di sofa masih menggunakan bathrobe. Ia tak sudi jika harus memakai pakaian itu. Pakaian kurang bahan dan transparan. Orang bodoh mana yang membuat baju seperti itu? Batin Bella kesal.

"Kau tak memakai pakaianmu?" Brian menatap heran Bella yang berbaring dengan menggunakan bathrobe.

"Aku tak sudi memakai pakaian seperti itu,'' dengus Bella.

"Terserah kau saja." Brian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Berdebat dengan Bella takkan ada abisnya ia tak mau mengalah.

Tiga puluh menit berlalu Brian keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang menutupi dipinggangnya. Brian melihat Bella tertidur dengan paha yang terekspos sebelah. Bathrobe yang Bella gunakan tersingkap membuat sebelah pahanya terlihat.

"Menolak memakai pakaian yang kuberikan tapi kau ingin menggodaku dengan cara seperti ini. Baiklah aku suka ini,'' Brian menyeringai lebar.

Perlahan Brian membawa tubuh Bella kearah ranjang. Membuka bathrobe yang menempel ditubuhnya. Bella yang memang sudah tertidur pulas tak merasakan tubuhnya dibawah ke atas ranjang. Rasa empuk dan nyaman kasur yang Bella tiduri membuatnya semakin hanyut ke alam mimpi.

"Tubuhmu begitu indah Bella." Brian meneliti setiap inci tubuh Bella. Kemudian Brian mengambil dasi miliknya mengikatkan kedua tangan Bella dikepala ranjang. Kini Bella tak bisa kemana-mana.

"Ayo kita bermain-main sedikit," seringai Brian menatap Bella yang sudah terikat di ranjang miliknya.