Pukul 5:30 sore, Randy berjalan di tengah keramaian kota. Dia berjalan mengikuti petunjuk yang dibuatkan Dalor.
"Karena sekarang hari jumat, Time Fracture akan berlangsung selama 7 jam, kan?" Randy bertanya pada Dalor dengan berpura-pura berbicara di dalam telepon agar tidak dicurigai orang.
"Ya, apakah elu sudah menyiapkan mentallu? Soal makanan jangan takut, elu bisa nyuri di warung bila kelaparan saat Time Fracture. Mereka gak bakal sadar kalo hilang." Dalor memberikan saran yang ngawur.
"Hey, kau mau aku melakukan kejahatan, dasar iblis bodoh?!" Randy mengeraskan kekuatannya.
"Elu gak perlu jadi orang sok baik saat di Time Fracture. Di sana elu gak bisa memasak, semua peralatan dunia akan terhenti fungsinya. Satu-satunya yang tetap normal itu cuman makanan." Dalor mengatakan hal yang masuk akal.
KREEEKK
Suara perut Randy berbunyi.
"Sial, membicarakan makanan membuat perutku kembali lapar. Aku akan pergi ke warung untuk cari makan dulu saja." Randy memegangi perutnya yang kelaparan menuju warung yang ada di depannya.
Saat dalam perjalanan menuju warung Randy teringat sesuatu.
"Oh iya, kau bilang para Justiciar dan Valkyrie adalah gadis, kan? Jadi tidak ada wanita dewasa di antara mereka."
"Ya, mereka semua berumur sekitaran 15-30 tahun."
"Heh?"
Penjelasan Dalor membuat Randy terkejut.
"Umur 30 bukannya sudah tua, ya?" Randy berbisik di telepon.
"Itukan prinsip elu, bagi gue 30 itu masih muda. Malah pas umur 30 itu para perempuan terlihat keanggunannya." Dalor menyatakan pendapatnya
Randy masuk ke warung yang dia pilih. Di sana dia makan untuk persiapan Time Fracture, jam menunjukkan pukul 5:50. Sebentar lagi.
"Untunglah aku memilih warung ini."
"Kenapa?"
"Rata-rata yang datang di warung adalah cowok. Cewek mana mau ke tempat ini sore-sore, dan lagi penjualnya juga sudah tua jadi gak perlu takut dia adalah J atau V."
Randy membuat istilah baru.
"J atau V?" Dalor seketika bingung maksudnya.
"J untuk Justiciar dan V untuk Valkyrie, aku buat begini karena sulit menyebutnya." Randy mengatakan alasannya.
"Hoh, jadi elu itu adalah pemalas kelas kakap. Padahal tinggal sebut saja males."
"Sulit tahu."
"Oh iya Randy, saat Time Fracture baru saja terjadi langsung gunakan skill mimikrimu. Kita tidak tahu apakah J atau V ada di sekitarmu." Dalor mengkhawatirkan pemuda itu.
"Baiklah kumengerti." Gigi dari senyumnya terlihat optimis.
Prankkkk!
Time Fracture telah terjadi. Orang-orang dililit oleh tumbuhan berduri dan menjadi beku seperti patung. Aura dunia berubah menjadi bewarna merah.
"MIMIKRI!"
Seketika tubuh Randy terlihat seperti orang-orang di sekitarnya.
Dia mencoba mendangak keluar dengan jendela warung itu.
Seorang gadis terlihat berlari sambil mengawasi sekitar. "Dia kan, Ira?!" Randy tidak sengaja memekik dan menarik perhatian gadis itum
"Goblok lu, baru juga mulai dah buat kesalahan!" Dalor seketika memarahi bocah itu. "Tenanglah, elu punya dua pilihan, tetap diam di sini dan berpura-pura jadi patung atau serang kalungnya dan masukkan energiku ke dalamnya!" Dalor memberi saran pada Randy yang ketakutan.
"Aku gak bakal bisa diam kalo lagi panik, aku pilih pilihan kedua saja!" Randy menyiapkan pedangnya dan menajamkan matanya.
Posisi Randy saat ini menguntungkan, dia bisa dengan mudah melakukan serangan kejutan dari dalam warung itu.
KLAK KLAK KLAK
Ira yang berpakaian bewarna hijau dan putih mirip peri-peri sihir di dunia fantasi mendatangi warung itu. Dia menyiapkan tombaknya untuk berjaga-jaga. Randy semakin diuntungkan dalam situasi ini.
Ira berada di pintu warung dan melihati dalam warung itu. "Aneh sekali, padahal tadi ada orang yang menyebut namaku." Ira kebingungan.
Plank.
Suara piring pecah terdengar dari balik dapur warung itu.
"Siapa di sana?!" Ira berlari ke sumber suara.
Tapi tepat setelah itu, Randy muncul dari bawah meja dan mengayunkan pedangnya ke kalung milik gadis itu.
"HYAGHH!"
CTANG!
Pedang Randy dan tombak Ira saling bergesekan.
"Laki-laki?! Bagaimana bisa?!" Ira terkejut setelah melihat seorang pria ada di Time Fracture.
Ira yang terkejut membuatnya tidak sadar kalau dia lengah.
Randy menendang tombak milik Ira sampai terlempar kebelakang.
"Senjataku!" Ira menoleh ke senjatanya yang terlempar ke belakang.
Tidak menyia-nyiakan waktu, Randy langsung sekali lagi mencoba mengayunkan pedangnya ke kalung gadis itu.
Krak!
Pedang itu berhasil mengenai kalung milik Ira dan mentransfer mana milik Randy ke gadis itu.
Ira yang masih belum sadar kalau dia kalah mengambil tombaknya dan ditusukkan ke Randy.
Randy yang sadar dia sudah menang hanya melihat Ira dengan tenang sambil mengatur nafasnya.
"Duduklah!" Randy memberi perintah.
Seketika Ira yang tadi mencoba menusuk Randy langsung duduk tanpa keberatan.
"Hah? Apa yang terjadi?! Kenapa aku?!" Ira berdiri kembali dalam kebingungan sambil melihati apakah ada yang aneh pada tubuhnya.
Seperti yang terjadi pada Dalor, Ira juga masih memiliki kesadarannya tapi dia tidak bisa menggerakkan sesuatu sesuai yang kuinginkan.
"Randy, dia adalah seorang V. Para V seringkali bergerak berkelompok, aku yakin mereka akan segera datang mencarinya." Dalor memperingati pemuda itu.
"Kalau begitu." Randy mengarahkan pedangnya ke leher siswi itu. "Ira... ikut aku." Randy membawa Ira pergi dari tempat itu.
"Ya, tuan!... He... kenapa aku bergerak sendiri?!" Ira berjalan mengikuti Randy menuju tempat monster yang akan keluar saat Time Fracture.
"Dalor, dimana monster itu akan keluar?!" Randy berbicara dalam hatinya.
"Di jalan batu bata, dekat monumen yang membuat jalan berputar!" Dalor memberi intruksi yang tidak jelas.
"Jalan berputar? Maksumu bundaran?"
"Entahlah, aku tidak mengerti rute aneh yang dibuat manusi saat ini."
Randy dan Ira terus berlari ke tempat yang dimaksud.
Saat berada di dekat sana ada sesuatu yang terjadi.
DUAR!!!
PANG PANG PANG!
SLASH!!
NGUWAHHHHH!
Suara monster yang bercampur suara-suara tembakan sihir berkumpul di tempat itu.
"Itu pasti Celicia dan yang lainnya. Dia pasti saat ini melawan Justiciar dan monster itu secara bersamaan." Ira menjelaskan meskipun Randy tidak butuh.
"Aku harus bergegas ke sana!" Ira mencoba kabur. "Tetap di sini!" Namun Randy kembali memerintahnya.
"Ya tuan.... Sial, kau jangan memaksaku seperti itu! Apa memangnya tujuanmu?!" Ira jengkel karena diperlakan seperri boneka.
"Lebih baik berjalan secara perlahan. Kita akan ketahuan nanti" Randy menceramahi Ira.
"Ha itu kan cuman kau yang kena!"
"Dengan adanya dirimu yang kubuat tiba-tiba menyerang temanmu, apakah mereka akan tetap percaya?!" Randy tersenyum kejam.
'Kenapa aku malah jadi penjahat di sini?' Randy baru menyadari sesuatu.
"Dasar pengecut!" Ira melotot ke pemuda itu.
"Ayo jalan!" Randy bergerak dan memerintah Ira tanpa memperhatikannya
Mereka sekarang ada di bawah teras-teras gedung.
Sebuah pertarungan antar 3 lawan 2 terjadi di sana. Jika kulihat dari pakaian mereka, para V terlihat memiliki pakaian yang lebih terbuka ketimbang J, sedangkan J memiliki armor di sekujur tubuhnya kecuali kepala mereka.
"Susah untuk melihat wajah mereka dari sini." Randy menyipitkan matanya ke atas untuk melihat wajah-wajah para J dan V.
GAWGRAAA!
Monster ular yang seharusnya menjadi target mereka malah terabaikan dan bergerak ke arah Randy.
"Randy monster itu ke arahmu!" Dalor memberi peringatan.
"Biarkan aku yang mengatasinya!" Ira mencoba maju.
'Menurutmu bagaimana cara untuk menangkapnya monster ini?' Randy bertanya pada Dalor sedangkan Ira sibuk bertarung dengannya.
Batas bertarung Ira dibatasi hanya di bawah teras itu agar tidak terlihat temannya.
"Aku benci melakukan ini untuk selain Nona Celica, tapi apa boleh buat! Firebolt!" Ira menembakkan bola api ke arah ular itu.
Ular itu mengalami kebutaan. Namun itu hanya terjadi sebentar, dan kembali normal seperti aslinya.
Ular itu membalas dan mengeluarkan sihir miliknya.
"ZARK FIRE BREATZH!" Ular itu mengeluarkan api hitam dari mulutnya.
Ira berlari ke samping untuk memghindari ular itu.
"Sudah kuduga, melawan monster sendirian adalah hal bodoh. Setidaknya aku bisa memberikan waktu padanya, terserahlah. Ice Bind!" Ira melilit ular itu dengan es yang sangat keras.
"Sekarang apa yang akan kau lakukan, pengecut?" Ira tersenyum kecut pada Randy.
Meskipun dia bilang tidak mau membantunya, tapi tetap saja dia melakukannya sekuat tenaga.
Kembali ke Randy yang sedang berbicara dengan Dalor.
'Kau lihat benda bercahaya yang ada di kepala ular itu? Gunakan senjata yang sifatnya menusuk seperti tombak atau panah.' Dalor memberi arahan.
'Baiklah kalau begitu!'
Randy menyiapkan panahnya.
"Dalor arahkan!" Randy tersenyum cengingisan.
"Elu sialan, kerennya cuman kelihatan sebentar doang!"
JDARR!
Anak panah dilesatkan ke ular yang terlilir itu.
Ctak!
Anak panah mengenai lingkaran di kepalanya. Seketika ular itu mengecil dan masuk ke dalam tubuh Randy.
"Apa yang terjadi?" Ucap Randy yang bingung.
'Elu nyerap monster itu, elu juga bisa summon itu monster untuk bertarung di sisilu. Tapi ingat waktunya cuman 5 menit.'
"Sebentar sekali?!"
'Jangan banyak oceh! Itu ular aja udah cukup untuk menghancurkan 1 J atau V!'
Ira yang tadi bertarung dengan ular itu, mendatangi Randy.
"mau kau buat apa para monster itu?" Matanya tajam melirik ke mata pemuda itu.
'Sebaiknya jangan beritahu dulu! Dia mungkin akan membocorkan informasi ini. Pastikan dia sudah ada di sisimu baru beritahu tujuanmu yang sebenarnya.' Dalor memperingatkan Randy.
"Entahlah, menurutmu apa?" Randy mengangkat bahu dan tersenyum merendahkan.
"Tch!" Ira hanya bisa mendercakkan mulutnya karena kesal.
"Kau belumlah ada dibagian rencanaku. Buat apa aku memberi tahumu?!"
"Maksudmu?"
"Menurutmu, kalung lama-kelamaan tidak semakin hitam? Saat kalung sudah hitam penuh aku akan memberi tahukannya." Senyum jahar Randy terpampang di mukanya.
Sementara itu, di pertempuran antar J dan V.
"Celicia, kemana perginya ular itu?!" Gadis berambut merah muda memperingati Celicia.
"Huh?! Dia hilang?!"
Seketika pertarungan mereka berdua terhenti dan menatapi ular itu yang tiba-tiba menghilang.