POV Sirius Diego
Tiga minggu telah berlalu setelah kami memasuki Dungeon di Kota Logberg. Dengan keahlian yang kami miliki, kami berhasil tanpa masalah menaklukkan lantai 1 hingga 20. Tetapi mulai dari lantai 21, kami mengalami kesulitan dengan jebakan yang bahkan tidak bisa dideteksi oleh Randy. Bahkan beberapa kali kami terkena jebakan teleportasi yang mengirim kami ke Monster House atau Rumah Monster yang penuh dengan Monster. Meski pada akhirnya kami berhasil keluar tanpa meminta bantuan dari Louis.
Tetapi berkat hal itu juga, level kami semua meningkat dengan cukup cepat. Bahkan hanya dalam 3 minggu saja, kami telah mencapai level 200 keatas. Selain itu, Drop Item yang dijatuhkan oleh Monster di Dungeon benar-benar sangat berkualitas. Jika teman-teman yang berada di pihak produksi melihatnya, aku yakin mereka pasti akan bersemangat untuk membuat perlengkapan yang lebih kuat lagi dari ini.
Bicara tentang perlengkapan, perlengkapan kami hancur saat mencapai lantai 15. Bukan karena kami memaksakan diri, tetapi memang sudah waktunya bagi kami untuk mengganti perlengkapan kami dengan yang baru. Kami membeli 2 set perlengkapan saat istirahat sebelum memasuki Dungeon sebelumnya. Memang agak disayangkan jika perlengkapan buatan teman-teman kami harus hancur seperti itu, tetapi kami juga tidak bisa melakukan apapun untuk memperbaikinya.
Ngomong-ngomong, beginilah kira-kira status kami saat ini.
Status
Name: Sirius Diego
Race: Human
Level: 296
Title: Orang yang Terpanggil, Sang Pahlawan, Executor, Monster Killer, Monster Hunter, Monster Slayer.
Job: Hero
HP: 592000
MP: 592000
STR: 59200
INT: 59200
AGI: 59200
VIT: 59200
Skill: Self Recovery, Sword Art's, Martial Art's, Fire Magic, Water Magic, Wind Magic, Earth Magic, Non Attribute Magic, Holy Magic, Intimidation Aura, Ailments Resistance, Appraisal, Search, Detection.
Ultimate Skill: Judgement, Punishment, Execution, Inferno Magic, Ice Magic, Storm Magic, Crystal Magic, Divine Magic.
Status
Name: Fredrik Yoga
Race: Human
Level: 294
Title: Orang yang Terpanggil, Penyihir Agung, Monster Killer, Monster Hunter, Monster Slayer, Mass Killer.
Job: Great Wizard
HP: 58800
MP: 588000
STR: 2940
INT: 58800
AGI: 2940
VIT: 5880
Skill: Fire Magic, Water Magic, Wind Magic, Earth Magic, Light Magic, Dark Magic.
Ultimate Skill: Inferno Magic, Ice Magic, Storm Magic, Crystal Magic, Lighting Magic, Chaos Magic.
Status
Name: Nayla Riska Aprilia
Race: Human
Level: 284
Title: Orang yang Terpanggil, Gadis penyayang.
Job: Saint
HP: 142000
MP: 426000
STR: 5680
INT: 42600
AGI: 2840
VIT: 14200
Skill: Holy Magic, Support Magic, Multi Cast.
Ultimate Skill: Divine Magic, Regeneration, Parallel Mind!
Status
Name: Randy Prasetyo
Race: Human
Level: 292
Title: Orang yang Terpanggil, Orang yang Menerima Undangan, Pengintai Terbaik Einhard, Monster Killer, Monster Hunter, Monster Slayer.
Job: Assassin
HP: 116800
MP: 350400
STR: 70080
INT: 35040
AGI: 81760
VIT: 11680
Skill: Stealth, Back Stab, Fatal Strike, Assassination, Kill Chain, Silent Step, Camouflage, Area Detection, Trap Detector, Shadow Magic, Non Attribute Magic.
Ultimate Skill: Endless Strike.
Status
Name: Siska Floriana
Race: Human
Level: 293
Title: Orang yang Terpanggil, Pemanah Terbaik Einhard, Monster Killer, Monster Hunter, Monster Slayer.
Job: Archer
HP: 146500
MP: 410200
STR: 93760
INT: 41020
AGI: 99620
VIT: 14650
Skill: Hawkeye, Piercing Shot, Multi Shot, Power Shot, Rain Arrow, Magic Arrow, Fire Magic, Water Magic.
Ultimate Skill: Snipe, Inferno Magic, Ice Magic, Frost Fire Arrow.
Hanya dalam 3 minggu, kami telah melewati level 200 dan mendekati level 300. Terlebih lagi saat ini, kami telah sampai di lantai terakhir dari Dungeon ini. Yaitu, lantai 40 dengan monster berupa ular merah bernama Red Serpent berlevel 296. Ini membuat kami yakin kalau Boss yang akan kami hadapi adalah seekor ular merah raksasa.
"Hyaah!!"
WUSH! ZRAASH!
[Party Anda membunuh Red Serpent! Mendapatkan 29600 Exp! Exp yang diperoleh telah dibagikan secara merata! Anda mendapatkan 14800 Exp!]
Aku baru saja membunuh seekor Red Serpent, tentu saja dibantu oleh Siska dari jarak jauh yang juga melindungi Nayla. Sedangkan Randy dibantu oleh Fredrik dari jarak jauh, meski aku kurang yakin jika dia membantu Randy sih.
"Oy! Bisa tidak jangan meluncurkan sihirmu padaku! Kalau aku tidak bisa menghindarinya bagaimana!"
"Haha! Itu akan jauh lebih bagus! Beban di kelompok ini akan jadi berkurang tahu!"
"Jangan bercanda! Beban kau bilang? Jika bukan karena aku, kau akan kehilangan nyawa!"
"Diam kau pengecut!"
"Siapa yang kau panggil pengecut? Sampah!"
"Ulangi sekali lagi dan aku hanguskan kau dengan sihirmu!"
"Sampah! Sampah! Sampah!"
"Grrr, keparat!!"
"Hentikan pertengkaran kalian! Tidakkah kalian tahu kalau kita harus bekerja sebagai tim?" selaku saat menyadari pertengkaran mereka.
"Randy, aku tahu kamu kesal dengannya. Tetapi kata-katamu itu sama sekali tidak pantas untuk diucapkan! Lalu Fredrik, bisakah kamu berhenti meluncurkan sihir kepada Randy dengan sengaja? Aku tahu kalau kontrol sihir milikmu sangat baik," keluhku pada mereka.
Namun bukannya saling meminta maaf, mereka malah memberikan tatapan kebencian satu sama lain sebelum membuang wajah mereka. Aku hanya bisa menghela nafas dan memijit keningku saat melihat balasan mereka. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk mengambil Drop Item dan melanjutkan perjalanan untuk menemukan ruangan Boss di lantai ini.
Beberapa kali kami bertemu dengan Red Serpent, tapi kami berhasil mengatasi mereka dengan baik. Terkadang juga, kami memicu jebakan. Tapi karena telah terbiasa, kami bisa selamat tanpa terluka. Hingga setelah berjalan cukup lama, kami pun tiba di hadapan sebuah pintu besar yang merupakan ruangan besar dimana Boss Lantai berada.
"Baiklah, kalian sudah siap?" tanyaku yang dibalas dengan anggukan semua orang kecuali Louis dan Fredrik.
"Ada kemungkinan Boss yang kita hadapi ini memiliki level 2 kali lipat dari Red Serpent yang kita lawan. Jadi seperti biasa, aku dan Randy akan mencari tahu pola geraknya. Fredrik tetaplah bersiaga dengan sihirmu, Siska akan mencari titik lemahnya sembari mempertahankan Hate miliknya berada di kami, sedangkan Nayla akan memberikan dukungan dari jauh seperti biasa," jelasku memberikan strategi seperti biasa kepada mereka.
"Kalau begitu, seperti biasa aku akan mengawasi kalian dari jauh. Jadi semoga berhasil," ujar Louis pada kami.
Aku mengangguk sebagai jawaban dan membuka pintu besar tersebut. Kami pun memasuki Ruangan Boss ini sembari mempertahankan sikap waspada. Lalu setelah beberapa saat, pintu tertutup dan obor-obor mulai menyala. Seekor ular merah raksasa pun membuka matanya dan menatap kami dengan tatapan permusuhan.
"Appraise!"
Red King Serpent
Level: 592
HP: 1118000
MP: 982000
STR: 124800
INT: 98200
AGI: 165200
VIT: 111800
Skill: Poison Bite, Tail Whip, Body Bind, Water Magic.
Ultimate Skill: Venom Bite, Ice Magic.
"Manusia? Apa yang kalian lakukan di sarangku?"
Aku terkejut saat mendengar ular merah raksasa tersebut bisa bicara. Tidak, bukan hanya aku saja. Kecuali Louis, kami semua terkejut dengan apa yang ular itu katakan.
"Maafkan kami yang mengganggu tidur Anda. Tetapi kami datang kesini untuk menaklukkan Dungeon ini," jelasku.
"Huh? Kalian ingin menantang diriku ini? Baiklah, aku terima! Jika kalian bisa mengalahkan aku, maka kalian bisa mengambil semua harta yang ada disini. Tetapi jika sebaliknya, maka bersiaplah untuk menjadi santapanku," balasnya pada kami.
Red King Serpent membuat tombak es dalam jumlah yang banyak. Aku segera mengambil pedangku dan menyuruh Nayla untuk membuat pelindung. Beruntung, sihir pelindung Nayla tepat pada waktunya dan membuat kami selamat dari serangan tersebut.
"Perubahan rencana! Fredrik bersiaplah dengan sihir skala besar milikmu! Siska segera siapkan serangan terkuatmu! Randy alihkan perhatiannya sementara selagi Nayla memberikan sihir pendukungnya padaku! Setelah siap, aku akan maju membantu dirimu!" pintaku.
"Hmph! Jangan memerintahku!" balas Fredrik sembari menyiapkan sihirnya.
"Oke!" sahut Siska yang mengambil sebuah panah dan bersiap membidik Red King Serpent.
"Serahkan padaku!" jawab Randy yang segera maju untuk memberi serangan pada Red King Serpent.
"Blessing! Boost! Acceleration! Immunity! Magic Power!"
Setelah mendapatkan sihir pendukung, aku segera berlari untuk membantu Randy yang tengah sibuk mengalihkan perhatian Red King Serpent itu. Setelah cukup dekat, aku mengayunkan pedangku padanya sekuat tenaga. Tetapi yang terjadi benar-benar membuatku terkejut.
TRANG!
"Keras!" umpatku saat serangan yang aku berikan terpantul kan.
"Sirius! Jangan menyerang sisik bagian atasnya! Tapi cobalah incar bagian bawahnya yang lunak!" teriak Randy memberitahu informasi musuh padaku.
"Aku mengerti!" sahutku yang kemudian mengincar bagian bawah dari Red King Serpent.
"Apa kalian pikir, aku akan dengan mudah dilukai dengan senjata lemah seperti itu? Kalau begitu cobalah sesuka kalian!" tantang Red King Serpent.
"Kalau begitu, tanpa ragu! Judgement! Holy Strike!!"
ZRAASH! ZRAASH!
Aku mengayunkan pedang sebanyak dua kali dan beberapa saat setelahnya, dua buah luka sayatan diterima olehnya dan membuatnya mengerang kesakitan. Itu wajar, karena Ultimate Skill: Judgement milikku ini bisa memberikan dampak kerusakan 5 kali lipat selama 30 detik. Karena tidak ingin menyia-nyiakan waktu, aku segera melanjutkan serangan.
"Sword Art, Rush Slash!!"
ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH!
Aku memberikan banyak sekali tebasan dalam 30 detik tersebut. Tanpa aku sadari, ekor milik Red King Serpent menuju ke arahku.
"Protection!"
WUSH! BAMN! CTASS!
"Aku tertolong! Nayla, terimakasih!"
"Bukan masalah! Magic Power!"
"Shadow Bind!"
"Gigant Flare!!"
"Snipe! Piercing Power Shot!"
Tangan-tangan bayangan keluar dari tanah dan menahan pergerakan Red King Serpent. Bola api besar panas dilepaskan oleh Fredrik dan untuk Siska sendiri melepaskan anak panah miliknya yang telah diperkuat dengan Piercing Shot Dan Power Shot secara bersamaan. Erangan kesakitan mulai terdengar dan bersamaan dengan itu dapat terlihat kalau Red King Serpent meronta-ronta akibat panasnya api tersebut.
"Jangan sia-siakan kesempatan ini, Sirius!" teriak Randy.
"Yah! Aku tahu itu!" sahutku dan mulai menyiapkan serangan terkuat yang aku miliki.
Aku mulai melantunkan sebuah syair yang tidak pernah aku dengar sebelumnya. Tetapi entah bagaimana aku bisa mengucap syair tersebut dengan lancar. Kemudian setelah selesai melantunkan syair tersebut, pedang di tanganku memancarkan sinar putih yang sangat terang.
"Divine Charge! Punishment! Divine Endless Impact!"
BLAR!
Ledakan terjadi setelah aku mengayunkan pedang, membuat sinar tersebut melesat menuju ke Red King Serpent yang tidak bisa melakukan apapun lagi. Aku menghela nafas lega setelah melepaskan serangan tersebut. Bagaimanapun juga, aku yakin dia telah terbunuh oleh seranganku barusan.
Namun entah kenapa kami tidak mendapatkan notifikasi sudah membunuhnya sama sekali. Hingga suara seorang wanita terdengar dan membuat kami terkejut dengan apa yang dia katakan.
"Kalian para Manusia yang menarik! Bisa memaksa aku sampai menggunakan wujud ini. Aku mungkin harus memuji kalian!" ucapnya yang masih belum terlihat jelas akibat debu yang bertebaran.
"Kalau begitu, biarkan aku menunjukkan pada kalian! Kekuatan seorang Dungeon Master, Reyva the Red Gorgon!" lanjutnya yang menunjukkan seorang wanita setengah ular berukuran besar.