Setelah menyelesaikan sarapan, kami pun membicarakan beberapa hal lain. Nampaknya uang 100 Koin Emas yang aku berikan sebelumnya digunakan oleh gereja untuk membayar biaya administrasi pembuatan serta hadiah request di Guild Petualang, membeli persediaan selama seminggu, serta sisanya akan didonasikan pada panti yang dikelola oleh gereja. Aku tidak terlalu mempermasalahkannya, selagi panti itu selesai dibangun.
"Ah, apa kalian akan pergi ke Guild Petualang setelah ini?" tanya Lime setelah keluar dari penginapan.
"Yah, begitulah. Kami ingin mendaftarkan diri disana. Memangnya ada apa?" balasku.
"Tidak ada. Hanya saja, mereka menyuruhku untuk menunggu para petualang yang ingin mengambil Request tersebut," jelasnya.
"Jadi kau ingin kami menerima requet tersebut?" tanyaku.
"Tidak, itu mustahil. Request menjaga karavan itu hanya untuk Petualang Rank C keatas dan Party Rank D keatas. Jadi mustahil bagi kalian yang baru mau mendaftar untuk menerimanya," jawab Lime.
Tanpa disadari, kami pun akhirnya sampai di tempat yang aku impikan selama ini. Sebuah bangunan besar dengan banyak orang di dalamnya. Guild Petualang Cabang Etos.
"Kalau begitu, aku sampai sini saja. Jika kalian ingin mendaftar, pergilah ke administrator disana!" ucap Lime menunjuk.
"Aku mengerti. Berhati-hatilah saat dijalan pulang, Lime," balasku.
Aku dan Feline pun berjalan menuju administrator yang ditunjuk oleh Lime sebelumnya. Berniat untuk mendaftar sebagai Petualang.
"Baiklah, berikutnya!" panggil administrator yang mengenakan nametag bernama Collette.
Aku pun maju ke depan bersama dengan Feline yang ada di belakangku. Gadis bernama Collette itu membuka sebuah lembar di bukunya dan menyuruhku untuk mengisi lembar formulir di buku tersebut. Jadi aku mengisi semuanya dengan benar. Lagipula di formulir itu hanya harus mengisi Nama, Umur, Ras, serta Job.
"Baik, Tuan Wira. Apa semua ini sudah terisi dengan benar?" tanya Collette.
"Ya," jawabku singkat.
"Kalau begitu, bisa letakkan tangan Anda disini?" pintanya menyerahkan sebuah papan dengan ukiran tangan disana.
Aku lalu meletakkan tanganku disana dan papan itu bersinar sebelum akhirnya mengeluarkan kartu pada bagian atasnya. Nampaknya, seperti ini cara pembuatan kartu identitas di dunia ini.
"Baik, selamat bergabung ke Guild Petualang! Karena Tuan Wira baru bergabung, apa Anda ingin mendengar penjelasan tentang Petualang serta peraturannya?" tanya Collette.
"Ya! Tolong jelaskan padaku," jawabku.
"Kalau begitu, saya akan menjelaskannya pada Tuan Wira," balasnya dan mulai menjelaskan semuanya padaku.
Rank Petualang dimulai dari Rank F, E, D, C, B, A dan yang terakhir S. Sedangkan Party Petualang akan dimulai dari Rank E. Untuk menaikkan Rank, mereka harus menyelesaikan 10 Request yang telah disediakan oleh Guild di Papan Request. Sedangkan untuk Party, Rank mereka dihitung dari Rank Petualang pribadi mereka.
"Untuk Request sendiri terbagi menjadi lima, yaitu pengumpulan, perburuan, pengawalan, penjelajahan dan penaklukkan. Juga request dibagi menjadi tujuh tingkat dan itu sesuai dengan Rank Petualang. Setiap Petualang hanya bisa mengambil satu request dan satu tingkat dari Rank Petualang mereka.
Selain itu, karena request juga bisa gagal. Ada kemungkinan untuk membayar denda karena gagalnya request. Dengan pengecualian, terdapat informasi yang berbeda dari apa yang tercantum pada request. Jika itu terjadi, pihak Guild akan melakukan investigasi ulang dan menentukan Rank baru pada request tersebut," jelas Collette.
"Apakah masih ada yang ingin ditanyakan?" lanjutnya.
"Iya. Apa budak juga bisa menjadi Petualang?" tanyaku.
Collette lalu melihat kearah belakangku atau lebih tepatnya kearah Feline.
"Anu, apa gadis itu benar-benar seorang budak?" tanya Collette.
Seketika aku bingung dengan apa yang dia tanyakan. Pada saat yang sama, Pleiades lalu menjelaskan sesuatu kepadaku.
"Wira, mereka yang meminum atau yang terkena darah milikmu dan melakukan kontrak memang akan dianggap sebagai budak. Tetapi dia akan disebut sebagai budak darah dan bukan budak yang dimaksud oleh gadis itu,"
"Eh, jadi mereka berbeda?"
"Yah, bisa dibilang begitu. Ini salah daku yang tidak menjelaskannya lebih dulu pada dirimu!"
Setelah mendengarnya, entah kenapa aku hanya bisa menghela nafas. Aku tidak menyangka kalau budak darah itu berbeda dengan budak yang aku jumpai selama di perjalanan.
"Maaf, apa ada yang salah?" tanya Collette menyadarkanku.
"Ah, tidak ada. Gadis ini adalah pelayanku, tapi dia bukan seorang budak. Jadi, bisakah dia mendaftar juga? Aku yang akan membayar registrasinya," jelasku.
"Tentu. Silahkan diisi formulirnya," balas Collette.
Feline hanya diam dan mengisi formulir tersebut, dia juga meletakkan tangannya pada papan yang akan membuat Kartu Identitas Petualang miliknya.
"Total biayanya jadi 100.000 Ringgo," ucap Collette.
Aku lalu memberikannya 10 Koin Perak dan mengajak Feline pergi ke Papan Request untuk melihat request apa yang bisa kami ambil.
"Untuk sementara, kita akan mengerjakan request sendirian. Kau tidak masalah dengan itu kan, Feline?" tanyaku.
"Sama sekali tidak masalah, Master. Selain itu, dengan melakukannya, akan mempercepat kenaikan Rank Party kita," jawab Feline.
"Aku senang kau cepat mengerti. Aku akan mengambil request perburuan, bagaimana denganmu?" balasku.
"Mungkin saya akan mengambil request pengumpulan," sahut Feline.
"Master, bagaimana dengan ini? Dengan begitu, kita bisa mengerjakannya bersama," lanjutnya menunjukkan dua request kepadaku.
Kalahkan 5 Slime
Tipe: Perburuan
Rank: F
Hadiah: 80.000 Ringgo
Kumpulkan 5 Slime Core
Tipe: Pengumpulan
Rank: F
Hadiah: 500.000 Ringgo
Huh? Slime kah? Aku memang tahu kalau Slime selalu dianggap sebagai Monster lemah yang bahkan bisa dibunuh oleh anak kecil. Tetapi, bukankah mereka terlalu meremehkan mahluk jeli berlendir ini? Maksudku, aku pernah menonton Anime yang menggunakan Slime sebagai main character dan dia sangat kuat hingga bisa jadi Raja Iblis lho!
"Baiklah, ayo kita ambil request ini!" ungkapku.
"Tunggu, Wira! Kalian benar-benar ingin mengambil request melawan mahluk rendahan itu?" tanya Pleiades menyela.
"Huh? Tentu saja, memangnya ada masalah? Lagipula hanya request Slime saja yang tersisa untuk Rank F bukan?" sahutku.
"Daku mengerti maksud dirimu. Tetapi, bukankah masih ada request Rank E yang lebih menantang?" balasnya.
Apa ini? Bukankah hasilnya akan sama saja? Melawan Slime dan Mahluk Buas atau Monster di request Rank E tidak akan bedanya bagiku bukan? Kenapa dia menyarankan request Rank E?
"Hey, Feline. Boleh aku memastikan satu hal?"
"Tentu, Master. Three Size milik saya 98, 56, 78. Apa ada yang lain?"
"Bukan itu! Tunggu, 98? Apa itu masih di E-Cup?"
"Saya tidak tahu,"
"Dirimu benar-benar mengajukan topik itu ditempat seperti ini?"
Aku segera tersadarkan dengan pertanyaan Pleiades tersebut dan menyadari kalau banyak sekali orang yang menatap kami dengan pandangan aneh. Dengan segera aku menarik Feline menuju tempat penerimaan request untuk menyerahkan request yang kami pilih.
"Baik! Dengan ini request telah siap dikerjakan! Untuk request Perburuan dan Pengumpulan memang tidak memiliki batas waktu. Namun setelah 30 hari pengambilan request belum ada kabar, maka request itu akan dianggap gagal dan akan dikenakan denda," jelas gadis resepsionis dengan nametag Tina.
Aku dan Feline hanya mengangguk dan pergi menuju tempat dimana Slime berkeliaran sembari mengabaikan ocehan Pleiades yang memenuhi kepalaku.
"Ayolah, mereka bahkan lebih lemah dari para Serigala Teror itu! Kenapa kau sangat takut?"
"Daku tidak takut! Tapi.."
"Tapi?"
".. lendir mereka menjijikan,"
"Hanya itu?"
Tidak ada balasan. Tapi ini diluar dugaan sih. Tadinya aku ingin menjinakkan mereka dan mungkin saja mereka akan berevolusi kearah yang akan membantu dalam pertempuran. Namun nampaknya aku harus mengurung niat itu untuk menghormatinya. Tetapi, entah kenapa aku ingin sekali meledeknya saat ini.
"Aku mengerti. Aku akan menggunakan dirimu saat menghadapi mereka nanti," ujarku.
"Tunggu, apa dirimu mendengar yang daku katakan sebelumnya?" sahut Pleiades bertanya.
"Tentu saja! Jadi tenanglah dan aku akan melakukannya dengan baik," godaku.
"Dirimu sama sekali tidak mendengarkannya!! Feline, katakan sesuatu! Daku mohon!" balasnya mencari perlindungan.
"Maafkan saya. Saya hanya bertindak untuk Master," sahut Feline dengan senyumannya.
"Tidak!!"
***
Disebuah padang rumput, aku menghadapi 5 Slime sekaligus hanya dengan pukulan dan tendangan yang telah dilapisi oleh sihir. Kenapa aku tidak menggunakan Pleiades kalian tanya? Itu karena saat ini, gadis kecil berambut biru panjang yang kalian maksud tengah duduk sambil menangis.
"Baiklah! Ini yang terakhir!" ucapku yang baru saja selesai menghabisi kelima Slime tersebut.
"Hiks.. dirimu benar-benar kejam pada daku.. hiks," ucap Pleiades yang masih merenung walau sudah tidak menangis lagi.
"Oh, ayolah. Aku sudah membersihkan dirimu dan minta maaf bukan? Lagipula, aku tidak tahu kalau mereka akan langsung melompat disaat aku tengah meledekmu," jelasku.
"Hiks.. dirimu sangat kejam! hiks," balasnya mengabaikan penjelasanku.
Aku hanya bisa tertawa hambar dengan rasa bersalah. Lalu disaat aku merasa bersalah itu, Feline datang dengan membawa 10 buah Slime Core di tangannya.
"Master, saya telah memungut semua Slime Core! Apa kita akan kembali ke kota sekarang?" tanya Feline.
"Aku ingin melakukannya, tapi gadis ini masih belum memaafkanku," jawabku.
"Kalau begitu tinggalkan saja," sahut Feline yang membuatku dan Pleiades terkejut.
"Tunggu, apa yang kau katakan?!" tanyaku menghela nafas.
Aku tidak menyangka kalau Feline bisa mengatakan itu dengan mudah. Tapi disaat yang sama, aku mengerti apa yang ingin Feline sampaikan padaku. Jika dia memang berharga, bujuk lah walaupun harus mengorbankan harga diri. Aku lalu mendekati Pleiades dan mengusap kepalanya.
"Pleiades, maafkan aku. Aku hanya berniat meledekmu saja dan tidak berniat untuk menggunakanmu saat melawan mereka. Jadi ini bisa dibilang sebuah kecelakaan yang tidak terduga. Jika kau merasa keberatan dengan perbuatanku, maka aku tidak akan melakukan hal aneh lagi padamu," ucapku.
"Kalau dirimu tidak melakukan hal aneh seperti itu lagi, daku akan kerepotan. Daku memang terkejut, tapi bukan berarti daku keberatan. Jadi, daku juga minta maaf karena sudah bertingkah seperti anak kecil," balasnya.
"Begitu yah. Kalau begitu, bolehkan aku menji--"
"Tidak!"
"Aku bahkan belum menyelesaikan kalimatku," keluhku saat perkataanku dipotong.
"Daku mengerti apa yang dirimu inginkan. Tetapi terkadang tidak semuanya selalu berjalan sesuai rencana," jelas Pleiades.
"Baiklah, untuk yang ini aku akan menurutimu. Jadi bisa kita kembali ke kota sekarang?" ajakku mengulurkan tangan.
"Tentu," sahut Pleiades menerima uluran tangan tersebut dan berubah menjadi pedang lagi.
Kami pun segera berjalan menuju kota, berniat untuk melaporkan kalau request telah selesai kami kerjakan. Tetapi di tengah perjalanan, kami dihadang oleh beberapa orang.