Di sebuah hutan, terdapat 4 orang yang tengah bertarung melawan sekumpulan Wild Boar. Dengan komposisi seorang gadis rubah petarung, seorang pria Manusia pengguna tombak, seorang pria Elf pengguna busur dan seorang gadis Siren yang membawa sebuah harpa.
"Boost! Terima ini!!" ujar gadis rubah memukul kuat salah satu dari Wild Boar tersebut.
BAMN! WUSH!
"Kau benar-benar tidak bisa menahan diri yah, Mia?" ledek pria Manusia tersebut.
"Aku tidak ingin mendengarnya dari orang yang membunuh 3 Wild Boar sekaligus seperti dirimu, Adrian!" balas Mia.
"Hahaha! Lagipula itu karena lagu pendukung milik Ophilia," sahut Adrian.
"Terimakasih atas pujiannya! Senang rasanya ada seseorang yang menyukai lagu buatanku," ungkap Ophelia sembari memainkan harpa miliknya.
"Berhenti bicara, Adrian, Mia! Kita harus menyelesaikan ini dengan cepat!" peringat pria Elf.
"Ya ampun, Luke benar-benar terlalu serius!" gumam Adrian.
"Apa kamu mengatakan sesuatu?" tanya Luke.
"Tidak ada!" balas Adrian singkat.
Mereka pun mulai fokus menghadapi Wild Boar dan berhasil menyelesaikannya dengan cepat. Adrian berjalan mendekati Wild Boar yang telah mereka kalahkan dan memotong gading mereka. Mia juga ikut membantu dengan membedah Wild Boar yang telah dipotong gadingnya. Luke sendiri melakukan pengintaian sekitar, sedangkan Ophelia hanya bisa melihatnya saja.
"Yup! Dengan begini semuanya selesai!" ungkap Adrian.
"Hey, tidak masalah kalau daging-daging ini untukku kan?" tanya Mia.
"Tentu saja! Anak-anak panti pasti akan sangat menyukainya!" jawab Adrian.
"Terimakasih!"
"Jangan sungkan! Lagipula kau melakukan ini demi mereka bukan? Jadi berhentilah berterimakasih seperti itu!"
Mia yang mendengarnya merasa benar-benar bersyukur karena bisa mendapatkan Party baik seperti ini. Adrian lalu meminta Ophelia untuk memasukkan semua yang telah dibedah oleh Adrian dan Mia. Setelah selesai, Adrian mengubur organ dalam Wild Boar dan menunggu laporan pengintaian dari Luke.
"Tetapi, Luke cukup lama juga yah? Biasanya tidak selama ini kan?" tanya Adrian bingung.
"Mungkin aku akan pergi memeriksanya," jawab Mia.
"Oh? Kalau begitu tolong yah!" balas Adrian.
Mia pun pergi memeriksa keberadaan Luke. Tapi baru saja ingin pergi, Luke datang dengan badan yang penuh luka dan jatuh tersungkur ke tanah. Membuat semua orang panik dan menghampirinya.
"Luke!!"
"Luke! Bertahanlah! Ophelia, tolong lagu penyembuh milikmu!!" pinta Adrian panik.
Ophelia hanya mengangguk dan mulai melantunkan sebuah lagu yang mana perlahan mulai menyembuhkan luka-luka milik Luke.
"Bekas cakaran itu? Hunter Wolf?" ungkap Mia yang menyadari luka pada dada Luke.
"Hunter Wolf?! Maksudnya, Mahluk Buas Kelas Tinggi itu?! Kenapa mereka ada di hutan ini?" umpat Adrian yang melihat sekitar untuk berjaga-jaga.
Tidak lama setelahnya, Luke pun membuka matanya. Tapi baru saja Adrian ingin menanyakan padanya, Luke sudah memberitahu semuanya untuk lari.
"Kita tidak bisa mengalahkan mereka! Kita harus secepatnya meninggalkan tempat ini!" ungkap Luke.
"Aku mengerti! Tapi dengan luka seperti ini, kau tidak bisa berjalan dengan benar! Ophelia, masukkan senjataku ke Dimensional Ring milikmu! Mia, tolong awasi bagian belakang saat kita mulai pergi!" perintah Adrian.
"Yah!"
"Serahkan padaku!"
Adrian mengangguk mendengar balasan dari kedua rekannya itu dan mulai menggendong Luke di punggungnya. Mereka pun mulai berlari meninggalkan tempat itu. Tetapi baru beberapa meter, seekor Hunter Wolf menerjang kearah Ophelia dan berniat untuk menerkamnya.
"Kyaa!!"
"Ophelia!!"
"Boost! Doryaa!!"
BAMN! WUSH! SRUUUG! SRUUUG!
Tendangan keras dari Mia pada kepala Hunter Wolf itu membuatnya terguling-guling di atas tanah setelah terhempas dan membuatnya mati seketika. Menyadari bahaya dari gadis rubah, sekumpulan Hunter Wolf memutuskan untuk keluar dan mengepungnya.
"Cih! Mereka terlalu banyak!" umpat Adrian.
"Kalian semua pergilah lebih dulu! Aku akan menahan mereka!" ujar Mia yang berhasil membuat Party-nya terkejut.
"Tunggu, Mia! Itu sangat gegabah!" balas Ophelia.
"Jangan khawatir, aku ini kan kuat!" sahut Mia dengan senyuman di wajahnya.
Adrian yang melihat itu hanya bisa berdecak kesal sekaligus kagum. Luke yang mendengarnya juga merasa sangat bersalah karena semua ini terjadi karena kecerobohannya.
"Aku mengerti. Jangan mati, Mia!"
"Yah! Aku juga tidak berniat mati disini kok!"
"Tunggu, Adrian?!"
"Ophelia! Ini perintah! Kita akan kembali ke kota dan meminta bantuan dari guild!"
Ophelia yang mendengar perintah itu hanya bimbang. Dia menatap Mia dengan dalam sebelum akhirnya pergi mengikuti Adrian. Mia yang melihat itu hanya memasang wajah tersenyum masam. Tetapi dia tidak terlihat menyesal dengan keputusannya.
"Sepertinya, ini akan memakan waktu lama," gumamnya pelan menghela nafas.
Mia pun memasang kuda-kuda miliknya dan segera maju untuk menghajar Hunter Wolf. Namun baru satu langkah, puluhan anak panah segera menghujani sekumpulan Hunter Wolf tersebut. Beberapa ada yang langsung mati karena mengenai tepat di kepala. Tetapi sisanya hanya mengalami luka ringan saja.
"Master, saya berhasil membuatnya untuk tidak mengenai gadis rubah itu!" ucap seorang gadis Elf yang berdiri di atas kereta kuda.
"Kerja bagus, Feline! Lime, tolong jaga keretanya oke? Lalu kalian bertiga, naiklah ke dalam sana!" perintah pria yang telah menarik pedang di punggungnya.
"Eh? Apa tidak masalah?" tanya Adrian.
"Yah! Selain itu, ini akan berakhir dalam sekejap. Jadi gadis rubah, bisa kau menyingkir dari sana?" pinta pria tersebut.
"Eh? Yah, baiklah," sahut Mia bingung dan mulai menyingkir dari sana.
Pria itu menyiapkan kuda-kuda miliknya dan segera melayangkan beberapa tebasan kepada Hunter Wolf yang tersisa. Party Adrian yang melihatnya hanya bisa terkejut bukan kepalang. Bahkan Luke yang tengah terluka hanya bisa membuka mulutnya lebar-lebar dengan apa yang dilihatnya.
"He-hebat," kagum Adrian dan lainnya bersamaan.
"Yosh! Dengan begini, semuanya selesai," gumam pria tersebut.
"Master, bagaimana kalau kita berkemah disini dulu?" saran gadis Elf bernama Feline.
"Ide yang bagus. Kalian tidak masalah dengan ini kan?" tanya pria tersebut.
"Yah. Justru kami berterimakasih atas bantuanmu barusan. Hanya saja, siapa kau sebenarnya?" balas Adrian.
"Oh? Betapa tidak sopannya aku. Namaku adalah Wira, seorang pengembara! Lalu gadis Elf ini adalah Feline," jelas Wira.
"Wira? Nama yang unik. Aku Adrian, Party Leader dari Party Rank D ini!" balas Adrian memperkenalkan diri.
"Namaku adalah Luke, pengintai dari Party ini," sahut Luke memperkenalkan diri.
"Kalau aku, Ophelia! Mohon bantuannya yah! Tuan Wira!" ujar Ophelia.
"Terimakasih karena telah membantuku, namaku adalah Mia!"
"Baiklah, kalau begitu kalian semua tidak masalah kalau kita berkemah disini bukan?" tanya Wira sekali lagi.
"Aku tidak masalah sih. Kalau kalian bagaimana?" jawab Adrian yang lalu bertanya pada rekan Party-nya yang lain.
"Aku setuju, lagipula kita juga butuh waktu lama untuk sampai di kota," jelas Luke dan diikuti oleh anggukan dari Ophelia dan Mia.
"Uhm, apa aku harus memperkenalkan diriku sendiri?" tanya Lime bingung sebelum akhirnya memperkenalkan dirinya sendiri.