Aku dan Feline berjalan menuju ke penginapan untuk menyewa kamar. Tentu saja kami menyewa kamar secara terpisah, meskipun masih bersebelahan sih.
"Totalnya jadi 160.000 Ringgo, itu juga sudah termasuk dengan Sarapan, Makan Siang dan Makan Malam," jelas seorang gadis yang melayani kami.
Aku memberikan 20 Koin Perak kepadanya, 16 untuk sewa kamar dan sisanya sebagai tip untuknya. Ah, benar. Kenapa aku tidak mencoba memasak di dunia ini? Meskipun aku tidak merasa terlalu lapar, tapi aku sedikit merindukan masakan duniaku. Untungnya Froster juga memberikan beberapa bahan makanan dari dunia ini. Jadi aku hanya perlu menyesuaikannya saja dengan bahan makanan dunia ini.
"Hey, apa aku bisa menyewa dapurnya?" tanyaku kepada resepsionis yang melayaniku sebelumnya.
"Tentu, tapi ada biaya sewa sekitar 10.000 Ringgo. Namun jika ingin menggunakan bahan-bahan dari dapur, totalnya jadi 15.000 Ringgo," jelasnya.
"Baiklah, aku mengerti. Ambil saja kembaliannya," sahutku memberikan 2 Koin Perak padanya.
"Terimakasih atas kebaikannya!" balasnya menundukkan kepala.
"Apa kamu bisa memasak?" tanya Feline.
"Apa kau meremehkan seorang pengembara? Tenanglah, aku tidak akan memasak racun kok! Lagipula, kau saat ini lapar bukan?" jawabku yang diikuti suara perut Feline.
Wajah Feline memerah sembari memegang perutnya karena malu. Aku tertawa pelan dan mulai mengeluarkan beberapa bahan seperti telur ayam hutan, tepung beras, minyak zaitun, serta daging Sahagin. Awalnya aku tidak mau memakannya, tapi hanya ini daging yang aku punya dari Dimensional Inventory. Aku bertanya pada koki di dapur tentang beras, dia pun menunjukkannya kalau itu ada di gudang dan akan mengambilnya dengan segera.
"Baiklah, masalah nasi telah selesai. Sekarang adalah sausnya yah?" gumamku.
Aku mengambil beberapa tomat, serta cabai yang ada di dapur, memasukkan mereka ke wajan yang telah diisi air dan merebus mereka. Sembari menunggu, aku memotong daging Sahagin menjadi beberapa bagian dan memotong mereka lagi menjadi kecil.
"Aku sudah membawanya!" panggil koki yang tengah membawa 1 karung beras dari gudang.
"Bisa kau masakkan mereka untukku? Aku akan membuatkan satu porsi untukmu nanti," sahutku.
Koki itu menyanggupinya dan aku bisa fokus dengan apa yang akan aku buat. Aku memecahkan beberapa telur ayam dan mengaduknya setelah diberikan garam, lalu membuka tepung dan memasukkannya ke wadah lain. Aku mengangkat tomat dan cabai yang direbus sebelumnya dan memasukkan mereka ke Magic Mixer yang mirip seperti Blender, bedanya mereka menggunakan Mana untuk energinya dan bukan listrik.
Selesai dengan itu, aku memasak tomat dan cabai yang telah dihaluskan ke wajan yang telah diberi sedikit minyak dan mengaduk mereka hingga merata yang telah ditambahakan sedikit gula. Sembari menunggu, aku mencelupkan daging Sahagin ke telur dan mengangkatnya, lalu melumuri mereka lagi dengan tepung. Aku terus melakukannya hingga sambal yang aku masak telah siap.
Aku memindahkan mereka ke sebuah mangkuk berukuran besar dan membersihkan wajan tersebut dengan sihir air dan mengeringkannya dengan sihir api. Setelahnya, aku memasukkan minyak dalam jumlah besar dan menunggu mereka hingga panas. Kemudian, aku memasukkan daging Sahagin yang telah dilumuri telur dan tepung tadi ke wajan yang berisi minyak panas.
Menunggu mereka akan sedikit lama, jadi aku melanjutkan melumuri daging Sahagin ke telur dan tepung. Melihat daging Sahagin yang dimasak mulai berubah menjadi kecoklatan, aku mengangkat mereka dengan saringan dan memasukkan daging Sahagin lain ke dalam wajan. Setelah minyak dari daging Sahagin yang telah matang mulai mengering, aku mengambil nasi yang telah masak ke mangkuk dan membalikkan mereka ke piring besar. Lalu menyusun daging Sahagin tersebut disekitar nasi dan mengambil mangkuk kecil untuk sambalnya.
[Skill: Cooking berhasil didapatkan!]
[Karena tingkatan memasak yang tinggi, dengan tehnik yang tinggi juga, Skill: Cooking telah berubah menjadi Skill: Cooking Master!]
[Anda telah menciptakan masakan baru! Silahkan beri nama masakan Anda! Resep dan cara pembuatannya telah disimpan ke dalam ingatan Anda!]
Oh, ini agak mengejutkan. Aku pikir sudah ada yang pernah memasak ini di dunia ini. Tapi ternyata belum yah? Sudahlah, untuk sekarang akan aku beri nama "Sahagin Crispy Set" saja.
[Sahagin Crispy Set telah didaftarkan!]
[Menilai rarity masakan!]
[Sukses!]
[Menentukan deskripsi masakan!]
[Sukses!]
Sahagin Crispy Set
Rarity: Epic
Makanan yang terbuat dari daging Sahagin yang dibalur telur dan tepung. Memiliki tingkat kerenyahan yang tinggi dan memiliki rasa yang luar biasa. Dilengkapi oleh nasi dan juga saus sambal pedas manis.
"Baiklah, jika apa yang ditunjukkan oleh Clairvoyance itu benar," gumamku pelan.
"Mari kita coba mereka!" lanjutku mengambil salah satu Sahagin Crispy dan mencelupkannya ke saus sambal.
Tepat setelah aku menggigit dan mengunyahnya, rasa gurih dan kelembutan daging Sahagin, beserta pedas dan manis tercampur sangat baik. Aku juga memakan nasinya dan itu sangat cocok dengan Sahagin Crispy ini. Atau dalam arti singkatnya adalah, sangat enak!
"Kalian berdua juga cobalah!" ajakku.
Feline dan Koki tersebut memakannya tanpa ragu. Jawaban yang diberikan oleh mereka juga sangat menyenangkan bagiku.
"Apa ini! Sangat gurih, lembut, pedas dan juga manis! Sulit dipercaya ini dibuat dari daging Sahagin!" ujar koki.
"Memakannya dengan nasi juga sangat pas! Apa kamu benar-benar seorang pengembara?" balas Feline.
"Kau masih tidak percaya? Sudahlah, habiskan saja makanannya! Jika kurang, kau bisa mengambilnya disana," jelasku.
"Ah, benar! Aku akan memberikan resepnya padamu, untuk bahannya aku yang akan menyediakannya selama 3 hari. Ini tidak cocok untuk dijadikan sarapan, jadi aku harap kau hanya memasaknya saat siang atau malam hari!" lanjutku kepada koki.
"Aku mengerti. Memang makanan berminyak seperti ini tidak terlalu bagus untuk sarapan di pagi hari. Tapi aku sangat berterimakasih padamu. Aku tidak tahu harus bagaimana membalasnya," sahut koki.
"Itu mudah! Cukup biarkan aku atau gadis itu memasuki dapur untuk memasak, mudah bukan?" balasku.
"Aku mengerti! Aku akan bilang ke pemilik penginapan dulu!" ungkapnya meninggalkan dapur.
"Apa ada masalah?" tanyaku mengabaikan tatapan dari Feline dan melanjutkan makanku.
"Kamu terus-terusan memanggilku dengan "Gadis itu". Aku juga punya nama lho!" jawabnya.
Aku menghela nafas, berpikir dia akan mengatakan itu dibandingkan menanyakan maksud dan tujuanku melakukan semua ini. Aku sedikit kecewa sih.
"Meskipun aku memiliki kemampuan untuk membaca namamu, tapi jika kau tidak mengenalkan diri, bukankah tidak sopan memanggil namamu tanpa izin?" balasku.
"Feline,"
"Huh?"
"Namaku Feline!"
"Tanpa nama keluarga?"
"Aku dibuang! Bukankah kamu sudah tahu hal itu?"
"Begitu yah?"
"Kamu sedikit menyebalkan juga yah,"
"Mungkin?"
Feline menghela nafasnya, mendengar balasan singkat yang aku berikan. Aku sedikit lega karena dia mulai membuka hatinya, tapi anggap saja itu sebagai balasan karena dia mengabaikan beberapa pertanyaanku saat diperjalanan. Aku berdiri dan membawa piring dan mangkuk yang kotor ke tempat penyucian.
"Kau beristirahatlah hari ini. Besok kita akan berburu untuk menaikkan levelmu! Karena ada beberapa hal yang harus aku lakukan, aku tidak akan kembali sampai malam nanti. Jika koki itu kembali, bilang padanya untuk memeriksa tempat penyimpanan daging," ucapku meninggalkan Feline di dapur.
***
Kerajaan Einhard. Sebuah Kerajaan yang telah melayani Kekaisaran Ordo dalam waktu yang cukup lama. Sebagai bayaran dari pelayanan setiap Kerajaan yang melayani mereka, Kekaisaran mempercayakan Putra-Putri kecuali Pangeran atau Putri Mahkota mereka kepada setiap Kerajaan untuk membantu setiap masalah yang dialami Kerajaan.
Bahkan terkadang mereka menjodohkan Putri dengan Pangeran Mahkota Kerajaan, sama seperti Mantan Pangeran Mahkota yang kini telah menjadi Raja dari Kerajaan Einhard, Julius Silviesta yang telah menikah dengan Putri dari Kekaisaran dan memiliki seorang Putri cantik bernama Annastasya Silviesta.
Tetapi karena saat itu Julius menginginkan seorang Putra untuk menjadi Raja Selanjutnya, dia memutuskan untuk menikah lagi daripada membuat anak yang baru. Hasilnya, seorang Pangeran Mahkota terlahir dan kini tengah belajar ilmu pedang dengan guru pribadinya. Sedangkan Annastasya sendiri, dia memilih untuk mempelajari ilmu aristokrat demi membantu adiknya dalam bidang yang tidak terlalu dikuasai oleh adiknya. Atau itulah yang dia impikan, sebelum dijual ke seorang pedagang budak karena perbedaan pendapat dengan ayahnya.
***
"Kurasa ini sudah cukup jauh," gumamku.
"Ah~ Padahal daku sangat ingin mencoba Sahagin Crispy itu," balas Pleiades melalui Telepathy.
"Tenanglah, aku akan memasakkannya untukmu lain kali. Jadi sekarang, bisa keluarkan itu?" pintaku.
"Ya ampun, daku harap dirimu memegang janji itu dengan baik," balasnya mengeluarkan sebuah buku dari Dimensional Inventory.
Aku mengambil buku tersebut dan membukanya, sebuah notifikasi segera muncul.
[Apakah Anda ingin mempelajari Skill Book: Taming Master?]
[YA] [TIDAK]
Aku tanpa ragu menekan tombol "YA" tanpa ragu dan berbagai informasi tentang Taming masuk ke dalam kepalaku. Namun, buku Taming Master belum hilang karena akan menjadi Indeks bagi setiap mahluk yang pernah aku kontrak.
"Hmm, tidak ada Merope Pleiades disini," candaku.
"Apa dirimu menganggap daku seperti mahluk yang hanya mematuhi dirimu saja?" kesalnya.
"Hahaha! Aku hanya bercanda kok," balasku menenangkan.
"Itu tidak terlihat seperti candaan di mata daku!!" bentaknya.
"Daripada itu, kenapa dirimu membantunya? Meskipun pada akhirnya dirimu malah ingin menghancurkan desa yang akan gadis itu tempati?" tanya Pleiades.
"Sepertinya kau salah paham dengan tujuanku yah, Pleiades," balasku.
Benar, aku memang ingin menghancurkan desa tersebut dengan bantuan Bandit dan juga Monster. Tetapi bukan berarti aku akan benar-benar membiarkan desa itu hancur. Tujuanku yang sebenarnya adalah, untuk mendapatkan simpati dari Feline dan menjadikannya budakku. Atau jika diperjelas adalah, aku berniat untuk mencuci otaknya agar setia kepadaku.
"Dia dibuang oleh Desa, Keluarga, bahkan Rasnya sendiri. Mengalami rasa kesedihan, kesepian dan putus asa saja tidak akan cukup baginya. Karena dia sendiri memiliki Title Gadis Terkutuk yang akan selalu membawa bencana bagi sekitarnya. Sungguh ironi bukan?" jelasku.
"Karena itulah, sebelum dia membawa bencana ke sekitarnya. Kenapa aku tidak menjadi bencana itu sendiri? Lalu menyelamatkannya disaat yang tepat," lanjutku.
"Itukah sebabnya dirimu membutuhkan Blood Wolf dalam rencana?" tanya Pleiades.
"Begitulah," jawabku singkat.
[Skill: Limit Breaker telah terdeteksi! Skill: Taming Master telah diubah!]
Taming Master
Menjinakkan Mahluk dengan menggunakan Contract. Akan berhasil jika penerima menyetujui atau mengakui Anda.
Jumlah Mahluk yang bisa di Taming: (∞)
Mahluk yang berhasil di Taming: -
"Oh, terimakasih, Pleiades!" ucapku.
"Tak perlu dipikirkan! Lagipula dirimu adalah pemilik daku sekarang, bukan?" balasnya.
Aku pun pergi menuju tempat dimana Blood Wolf berada, berniat untuk membuat kontrak dengan kepala suku mereka. Jaraknya cukup jauh dari desa, membuatku harus melepas limit hingga 2% agar bisa sampai lebih cepat. Sesampainya disana, aku disambut oleh beberapa Blood Wolf yang menghadangku.
"Oh, kebetulan sekali! Kalian mungkin bisa menjadi uji coba dari Skill baru yang aku miliki ini," gumamku.
GRRR!
Salah satu dari mereka melompat ke arahku, aku memukul perutnya dan berhasil membuat Blood Wolf tersebut jatuh tak berdaya. Karena untuk menggunakan Contract memerlukan darahku, aku melukai ibu jariku dengan ujung Pleiades dan meneteskan ke Blood Wolf yang terjatuh tersebut.
[Skill: Taming Master diaktifkan! Memindai permintaan dari penerima!]
[Target tidak meminta apapun!]
"Contract!" ucapku.
Tiga buah rantai keluar dari lingkaran sihir yang berada di tanah, mengikat tubuh Blood Wolf yang malang tersebut dalam seketika. Tapi tidak lama setelahnya, dia mulai menundukkan kepalanya kepadaku.
[Kontrak telah dijalin! Silahkan beri nama kepada target!]
"Nama yah? Bagaimana dengan, Alpha?" tanyaku yang disertai lolongan Alpha.
Name: Alpha
Race: Blood Wolf
Level: 200
Title: -
Job: -
HP: 12000
MP: 8000
STR: 1400
INT: 800
AGI: 1600
VIT: 1200
Skill: Bloody Claw, Bloody Bite, Blood Howl.
Ultimate Skill: -
"Tidak buruk!" ucapku.
Aku melirik Blood Wolf lain yang terlihat sedikit gemetar. Melihatnya, Alpha seperti mengatakan sesuatu yang tidak aku pahami. Tak lama setelahnya, Blood Wolf lain mendekatiku dengan hati-hati dan menundukkan kepala mereka.
"Woof!"
"Apa kau memintaku untuk melakukan kontrak dengan mereka?"
"Wof! Wof! Woof!"
"Baiklah, aku mengerti! Contract!"
3 buah lingkaran beserta rantainya muncul dibawah Blood Wolf dan mulai mengikat mereka. Tak lama setelahnya, kontraknya selesai dan aku harus memberikan nama pada mereka. Jadi aku berikan mereka Alf, Blood dan Bleed.
"Sekarang, bisakah kalian mengantarkanku pada kepala suku kalian? Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padanya," pintaku yang diikuti dengan lolongan mereka.
Alpha memintaku untuk menaikinya, jadi aku duduk di punggungnya dan dibawa menuju tempat kepala suku mereka berada.