Chereads / Seven Stars of Pleiades / Chapter 15 - Chapter 4: Gadis Terkutuk Bagian 2

Chapter 15 - Chapter 4: Gadis Terkutuk Bagian 2

Entah sudah berapa lama aku berlari, aku tidak tahu. Lari, adalah sebuah tindakan seorang pengecut, lemah dan tidak berguna seperti diriku. Setiap waktu aku terus menanyakannya pada diriku sendiri, "Kenapa, kenapa aku lari? Kenapa aku sangat lemah? Kenapa aku sangat tidak berguna? Jadi, untuk apa aku hidup di dunia ini?"

Tanpa aku sadari, aku tersandung sebuah batu dan terjatuh. Bahkan Bandit yang ditugaskan untuk mengejarku sudah bisa terlihat bersama dengan sebuah kereta kuda mereka.

"Hanya sampai disini, yah?" gumamku telah pasrah dengan apa yang akan terjadi padaku berikutnya.

Ada 8 orang yang mengelilingiku dan semuanya adalah pria. Aku tidak terlalu mendengar apa yang mereka bicarakan. Aku sudah menyerah dan berharap untuk mereka mengakhiri nyawaku. Aku sudah kehilangan tempat, orang-orang yang aku sayangi, bahkan aku sudah gagal memenuhi harapan mereka untuk tetap hidup.

"Kau baik-baik saja, nona?"

Eh? Apa yang terjadi? Dimana para Bandit itu? Juga siapa pria ini? Tapi, dia menanyakan keadaanku, aku harus menjawabnya.

"Ah, iya. Terimakasih," balasku.

Dia terlihat menghela nafasnya dan memeriksa kereta kuda yang digunakan para Bandit itu. Setelah selesai, dia pun menghampiriku lagi dan mengulurkan tangannya.

"Ayo, aku akan mengantarkan dirimu ke desa sekitar," ajaknya padaku.

Aku pun menaiki kereta kuda tersebut dan pria itu mulai mengendarai kudanya. Saat itu, aku tidak tahu kalau pria inilah yang akan membebaskanku dari belenggu "Gadis Terkutuk" untuk selamanya.

POV Feline END

***

Aku mencoba mengajaknya bicara berkali-kali. Tapi dia membalasnya dengan anggukan, gelengan, ya atau tidak, atau juga terkadang hanya mendengarkan saja. Aku tidak tahu apa yang dialami oleh gadis High Elf ini. Tapi jika dia seperti ini terus, bukankah aku sedikit rugi menyelamatkannya, karena dia tidak terlalu berguna?

"Meskipun dirimu mengatakan itu, bukankah dirimu merasa kalau ada kesamaan dengan gadis itu?" ungkap Pleiades melalui Telepathy.

"Apa maksudmu?" tanyaku.

"Gadis itu, nampaknya dibuang dari desanya. Dari apa yang daku tahu, kebanyakan Elf tinggal di dekat Pohon Kehidupan, Yggdrasil. Setidaknya itulah yang daku pikirkan," jelasnya.

Yggdrasil, seperti dalam Mitologi, itu adalah sebuah Pohon Kehidupan yang menopang seluruh kehidupan di dunia ini. Jika apa yang dikatakan oleh Froster benar, ada kemungkinan kalau aku bisa kembali ke dunia asalku melalui Pohon tersebut. Namun untuk bisa sampai kesana, setidaknya aku harus mendapatkan bimbingan dari Primordial Great Empire. Karena pohon tersebut ada di wilayah mereka dan terlebih lagi yang memerintah tempat itu adalah Primordial Spirit, Oberon yang tidak diketahui levelnya bahkan dengan Clairvoyance sekalipun.

Aku menghela nafas dan bergumam, "Sepertinya perjalananku masih panjang yah!"

Butuh waktu cukup panjang agar bisa sampai di desa terdekat, tapi tidak masalah. Setelah lumayan dekat, kedua penjaga yang membawa tombak datang menghentikan kami. Aku menggunakan Clairvoyance kepada mereka, tetapi tidak ada yang menarik sama sekali.

"Mohon maaf, Tuan. Ada perlu apa mendatangi desa ini?" tanya salah satu dari mereka.

"Jika dilihat, Tuan bukanlah seorang pedagang yah? Bisa tunjukkan Kartu Pengenalnya?" lanjut orang yang lain.

"Maaf, kartuku sudah lama hilang entah kemana. Begitu juga dengan gadis didalam kereta," jelasku menunjuk gadis Elf di kereta.

"Memang tidak seberapa tapi, terimalah!" lanjutku memberikan 2 Koin Emas yang setara dengan 2.000.000 Ringgo.

Kedua penjaga tersebut terlihat terkejut dengan 2 Koin Emas itu. Mereka pun segera merubah sikap dan membiarkanku masuk ke dalam. Aku juga menanyakan dimana rumah Kepala Desa berada, mereka pun menunjukkan jalannya kepadaku.

Aku segera membawa kereta kuda ini menuju tempat Kepala Desa. Beberapa penduduk sekitar menyapaku dengan ramah, jadi aku membalasnya dengan senyuman ramah juga. Sesampainya disana, aku meletakkan kereta kuda di tempat yang telah disediakan dan mengajak gadis Elf dengan tatapan kosong tersebut bersamaku.

"Saya mendengar bahwa ada orang yang mencari saya, jadi bisa saya tahu maksud dan tujuan Anda kemari, Tuan?" tanya pria sepuh yang tengah duduk di depanku.

Pelayannya menyediakan minuman untuk kami, jadi aku berterimakasih kepadanya.

"Sebelum aku menjelaskannya, bisakah kau menyuruh gadis itu keluar? Atau mungkin dia bisa dipercaya?" pintaku.

"Hahaha! Tenang saja, Tuan. Gadis ini adalah cucuku yang akan menjadi Kepala Desa berikutnya," jelas pria tersebut.

"Lime fou Rizort, seorang Baron," sahutnya memperkenalkan diri ala Bangsawan wanita.

Mendengar itu, aku segera mengeluarkan satu kantung besar yang berisi 100 Koin Emas diatas meja.

"Totalnya 100.000.000 Ringgo, tapi sebagai gantinya jangan sampai ini menyebar. Jika ini menyebar, akan aku pastikan desa ini rata dengan tanah," ancamku pada mereka.

Kepala Desa dan Lime berpandangan satu sama lain, aku juga melihat tatapan gadis High Elf di sebelahku mulai kembali. Bahkan dia terlihat terkejut dengan banyaknya Ringgo yang aku keluarkan. Melihatnya, aku segera melanjutkan perkataanku.

"Aku ingin gadis ini diterima disini, buatlah seolah-olah dia melakukan imigrasi ke desa ini. Kau yang memiliki Appraisal tahu maksudku bukan, Ernand?" jelasku.

"Meskipun Tuan mengatakan hal tersebut, ini agak sulit mengingat beberapa orang di desa memiliki Appraisal," balas Kepala Desa, Ernand.

"Kau lakukan sesuatu dengan itu. Lagipula, cucumu telah mengambil uangnya," ujarku.

Ernand terkejut saat melihat kelakuan cucunya tersebut. Tapi aku memakluminya karena itu adalah jumlah yang besar bagi sebuah desa. Aku yakin Lime memiliki pemikiran seorang pemimpin, buktinya adalah semua gumaman yang dia keluarkan rata-rata demi kepentingan desa.

"Kakek! Ayo terima gadis Elf itu! Dengan begitu kita bisa menutupi semua pengeluaran desa dengan uang ini!" ujar Lime.

"Hah, kamu ini benar-benar tahu cara memanfaatkan situasi yah? Ingatlah kalau aku yang menjadi Kepala Desa disini," balas Ernand.

"Jadi, bisa aku anggap kalian menerimanya?" tanyaku.

"Tentu, Tuan. Tapi kami harus mengurus berbagai dokumen yang ada. Jadi bisa beri kami waktu hingga lusa nanti?"

"Lusa yah? Apa kalian benar-benar sangat sibuk sekarang?"

"Jujur saja, kami sangat sibuk saat ini. Karena itu, mohon pengertiannya," jelas Ernand menundukkan kepalanya.

Aku hanya bisa menghela nafas mendengarnya, tapi apa boleh buat. Aku tidak mau membuat pekerjaan orang lain tertunda karena hal ini. Jadi sudah diputuskan kalau kami akan kembali lagi kesini lusa. Aku menanyakan dimana tempat pandai besi dan juga penginapan pada mereka sesaat sebelum pergi. Lime menunjukkan arahnya kepada kami, setelah itu kami pun pergi menuju ke tempat pandai besi sebelum ke penginapan.

"Anu, kenapa kamu melakukannya sampai sejauh ini untukku?" tanya Feline yang membuatku terkejut.

"Ternyata kau bisa bicara yah? Kau selalu mengatakan "Ya" atau "Tidak", bahkan terkadang mengangguk dan menggelengkan kepala saja. Jadi aku agak terkejut saat mendengarmu bisa bicara," balasku.

"Ma-Maafkan aku,"

"Kenapa kau meminta maaf? Kau tidak memiliki kesalahan apapun kepadaku,"

"Tapi, aku sudah merepotkan kamu. Bahkan mengeluarkan banyak Ringgo untukku, bagaimana caraku membalasnya?" ucapnya.

Aku meliriknya, terlihat wajah yang penuh dengan rasa bersalah. Seolah-olah berpikir, dia tidak berhak mendapatkannya.

"Kalau begitu, cobalah untuk berguna untukku! Jadilah lebih kuat, agar kau bisa melindungi dirimu tanpa harus dilindungi orang lain," jelasku.

Feline yang mendengar perkataanku, membuka matanya lebar-lebar seolah menyadari sesuatu. Aku hanya membiarkannya saja dan berhenti disebuah toko pandai besi.

"Aku akan membelikan dirimu berbagai perlengkapan, pilihlah sesukamu dan jangan ragu," lanjutku memasuki toko pandai besi tersebut.

KRING!

Suara lonceng terdengar saat aku membuka pintu tersebut. Seorang pria mendatangi kami dengan sebuah palu kecil ditangannya. Aku menggunakan Clairvoyance, hasilnya juga tidak terlalu memuaskan. Namun saat aku menggunakannya pada perlengkapan, aku benar-benar terkejut. Karena rata-rata perlengkapan disini memiliki Rarity Rare. Seharusnya hanya pandai besi di kota saja yang bisa menempanya.

"Selamat datang! Ada perlu sesuatu?" tanya pria bernama Graham.

"Aku mencari perlengkapan terbaik untuk gadis disana. Sebuah busur dan sepasang belati Rarity Ultra dan set perlengkapan kulit dengan Rarity Rare. Kau memilikinya, kan?" tanyaku.

"Tentu saja! Tetapi rata-rata level yang dibutuhkan adalah sekitar 40. Sedangkan aku lihat, gadis itu masih berlevel 1," jelasnya.

Yah, dia tidak salah sih. Tetapi untuk naik level denganku, setidaknya dia butuh perlengkapan setingkat itu agar bisa mengimbangiku.

"Kalau begitu, aku akan tetap membelinya dan tentunya 1000 anak panahnya juga," balasku.

"Baiklah! Aku mengerti, akan segera aku siapkan. Setidaknya itu tidak akan membebani tubuh gadis tersebut nantinya," ujarnya.

"Kau benar-benar Tuan yang kejam yah?" lanjutnya sebelum pergi.

Aku tidak mengerti maksudnya, tapi sudahlah. Lagipula, aku bisa mengakalinya dengan Enchant Magic agar bisa sesuai nantinya. Graham kembali lagi membawa beberapa perlengkapan yang aku minta, jadi dia meminta Feline untuk mencobanya. Setelah Feline masuk ke ruangan khusus untuk mencoba perlengkapan, aku segera mendekati Graham dan membisikkan sesuatu padanya.

"Bisakah kau membuat sarung untuk pedang ini?"

"Hmm, tentu saja aku bisa membuatnya. Tapi butuh waktu, belum lagi aku memiliki banyak pesanan yang harus diselesaikan,"

"Bagaimana dengan 20 Koin Emas untuk menyelesaikan permintaanku besok?"

"Kalau kau ingin menawar, berikan harga yang terbaik untukku! 140!"

"Bukankah itu sedikit mahal untuk sebuah sarung pedang? 32!"

"Heh! Itu sudah termasuk dengan penundaan pekerjaanku! 135!"

"Apa tawaranku kurang tinggi? 50!"

"Itu belum cukup untuk menutupinya! 128!"

"Baiklah, baik. Kau yang memaksaku! 95!"

"Kau cukup tangguh juga yah? 100 dan akan aku kerjakan sekarang," ujar Graham

"Bukan tawaran yang buruk. Aku terima," balasku.

Kami pun telah sepakat dan Graham akan mengerjakannya setelah aku pergi dari sini. Tentunya, demi hasil yang terbaik, aku harus menggunakan bahan-bahan terbaik agar Pleiades menyukainya. Jadi aku memberikan 2 Mythril Ore kepada Graham.

"Kau yakin memberikan ini padaku? 1 Mythrilnya saja bisa menghasilkan 10 Mythril Ingot jika diolah," ujar Graham.

"Yah, aku tidak masalah jika kau mau menyimpannya, ataupun menjualnya. Sebagai gantinya, perlengkapan gadis itu gratis yah? Tentu saja beserta dengan 1000 anak panahnya," balasku.

"Cih, jadi itu yang kau incar yah?" ungkap Graham.

Aku pun tertawa puas karena bisa memenangkan negosiasi tersebut. Meskipun aku tidak masalah untuk mengeluarkan lebih banyak Ringgo. Tapi setidaknya aku harus bisa berhemat, meskipun Ringgo yang aku miliki masih cukup banyak.

"Ma-Maaf menunggu," panggil seorang gadis.

Aku dan Graham menoleh kearah suara itu berasal. Feline sekarang telah mengenakan perlengkapan miliknya, itu terlihat sangat cocok di mataku.

"Apa kau memiliki masalah lain, Nona?" tanya Graham.

"Hmm, mungkin bagian dada. Ini terasa sedikit sesak," balas Feline.

Aku dan Graham yang mendengarnya menjadi sedikit salah tingkah. Tetapi dengan segera kami bisa mengendalikan diri. Graham dengan cepat menyesuaikannya agar bisa dikenakan dengan nyaman oleh Feline. Setelahnya, aku diam-diam melakukan Enchant pada perlengkapan yang dikenakan olehnya sementara. Karena aku berniat memberikannya beberapa perlengkapan yang aku dapatkan dari Froster kepadanya setelah meninggalkannya di desa ini.