Berulang kali Aleena tidak jujur kepada Hanum. Kadang, Hanum berpikir apakah dia dianggap oleh Aleena atau tidak. Setelah beberapa kali dia selalu menutup-nutupi semuanya dari Hanum, tentu saja membuat Hanum kecewa.
Aleena menggenggam tangan Hanum dengan sangat erat. Dia menatap wajah Hanum yang terlihat kesal kepada Aleena.
"Tolong, maafkan saya, Hanum. Sungguh, saya tahu saya salah. Saya selalu menganggap semuanya bisa saya atasi seorang diri. Hanum, kamu terlalu berharga bagi saya untuk saya ajak untuk bersedih. Jika kamu mengatakan saya tidak menganggap kamu, maka kamu salah besar, saya menganggap kamu. Saking menganggap kamu, saya tidak ingin melihat kamu banyak beban pikiran. Tolong, maafkan saya."
"Aleena, kamu harus tahu satu hal, sahabat itu tidak seperti itu. Sahabat itu akan selalu ada baik suka ataupun duka. Bukan hanya untuk kesenangan saja. Bukankah kita sudah sangat sering membahas ini? Kenapa kamu terlalu keras kepala?"